Pixel Codejatimnow.com

Dinilai Bebas Korupsi, 12 Polres di Jawa Timur Diganjar Penghargaan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Arry Saputra
Kapolda Jatim dan 12 Kapolres jajaran saat menerima penghargaan di Jakarta
Kapolda Jatim dan 12 Kapolres jajaran saat menerima penghargaan di Jakarta

jatimnow.com - Sebanyak 12 polres di jajaran Polda Jatim, Senin (10/12/2018) menerima penghargaan Zona Integritas sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Mengayomi (WBBM) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).

Kabar baik itu disampaikan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, di Mapolda Jatim. Barung mengatakan, penghargaan predikat tersebut diberikan langsung oleh Menpan-RB, baik kepada Kapolda maupun Kapolres.

Dibeberkan Barung, satu wilayah yang mendapat predikat WBBM yaitu Polrestabes Surabaya. Sedangkan 11 wilayah mendapat predikat WBK antara lain Polres Mojokerto, Polres Mojokerto Kota, Polres Situbondo, Polres Lamongan, Polres Tuban, Polres Bojonegoro, Polres Batu, Polres Malang, Polres Trenggalek, Polres Malang Kota dan Polres Banyuwangi.

Sebelum mendapat predikat WBBM, Polrestabes Surabaya telah meraih predikat WBK pada tahun 2017. Dengan raihan tersebut, jumlah polres yang meraih WBK dan WBBM di jajaran Polda Jatim otomatis bertambah.

Baca juga:
Kado Manis Jelang Hari Jadi, Kota Malang Borong Penghargaan Top BUMD Award 2024

Sedangkan tiga polres yaitu Polresta Sidoarjo, Polres Gresik dan Polres Jember yang pernah meraih WBK di tahun 2016 dan WBBM di tahun 2017, kini dinobatkan menjadi satwil percontohan Polri.

Atas penghargaan tersebut, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan atas nama 3.100 orang personel Polrestabes Surabaya mengaku bangga dan terharu. "Alhamdulillah berkat kerja keras semua anak-anak dan semua personel Polrestabes Surabaya serta masyarakat Kota Surabaya akhirnya kami memperoleh predikat ini," ungkap Rudi.

Baca juga:
Disperpusip Kota Batu Raih Penghargaan Pengawasan Kearsipan Eksternal 2023

Dengan predikat WBBM yang diperolehnya, Rudi tetap sadar bahwa budaya masyarakat sebagian kecil masih menghendaki praktik-praktik korupsi dengan aparat. Hal itu tidak bisa dihindarkan, ditambah lagi jumlah anggota yang besar dengan berbagai karakter dan tempat penugasan di wilayah Surabaya yang juga menjadi tantangan baginya dalam melakukan pengawasan.

"Penghargaan ini awal bagi kami untuk terus meningkatkan pelayanan kami memberikan transparansi dan anti KKN," pungkas Rudi.