Pixel Codejatimnow.com

Keren, Pelajar ini Bikin Kerangka Manusia dari Limbah Sedotan

Alissa Ayu Zhalfa Zein dan Steviana Putri Merryanti, dua pelajar kelas 8 asal SMP Negeri 21 Surabaya, saat presentasi.
Alissa Ayu Zhalfa Zein dan Steviana Putri Merryanti, dua pelajar kelas 8 asal SMP Negeri 21 Surabaya, saat presentasi.

jatimnow.com – Alissa Ayu Zhalfa Zein dan Steviana Putri Merryanti, dua pelajar kelas 8 asal SMP Negeri 21 Surabaya membuat inovasi unik yang bermanfaat bagi pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya dalam bidang biologi.

Inovasi unik yang dibuat Alissa dan Steviana itu adalah susunan sedotan plastik menyerupai kerangka tubuh manusia.

Steviana menceritakan, inovasi yang dibuatnya itu berawal dari keresahannya karena sedotan plastik berserakan dan hanya begitu saja menjadi limbah.

Dengan penuh ketelatenan mereka berdua memanfaatkan sedotan, menjadi karya inovatif yang bermanfaat saat proses belajar mengajar.

“Usai dipakai minum es, terutama di sekolahan saya sering melihat sedotan itu berserakan. Dengan tujuan untuk mengurangi limbah sedotan itu saya kombinasikan dan mengelem sedotan itu menjadi patung kerangka manusia," tutur Steviana. Minggu (7/10/2018).

Ia menjelaskan langkah-langkah pembuatan kerangka manusia dari sedotan itu. Langkah pertama yaitu mengumpulkan sedotan, kemudian mencucinya, setelah itu dijemur hingga kering dan dipilah-pilah tergantung warna dan bentuk sedotannya.

"Setelah itu dilem satu persatu, saat mengelem itu membutuhkan ketelitian dan kejelian, karena sedotan itu selain dilem juga dipasangkan kawat agar posisinya sempurna. Kerumitan lainya, yaitu harus menyesuaikan warna tulang manusia yang sesungguhnya," urianya.

Baca juga:
Mahaiswa ITS Gagas Modifikasi Aspal dari Limbah Lumpur dan Kelapa Sawit

Atas ketelatenan mereka, alat peraga pelajaran biologi itu diikutkan lomba karya ilmiah pada Surabaya Young Scientist Competition 2018 atau yang disebut peneliti belia, yang dihelat Dinas Pendidikan Kota (Dispendik) Surabaya.

Hasil karya yang tercipta atas penggabungan antara solusi atas keresahan sampah dengan hasil referensi dari buku pelajarannya itu, karya mereka mampu masuk dalam 15 besar yang dinilai bermanfaat.

"Kita ikutkan pada peneliti belia itu karena karya ini saya lihat memenuhi kriteria penilaian yang diterapkan panitia. Yaitu memanfaatkan bahan yang ada disekitar dan juga dapat bermanfaat bagi pembelajaran," urainya.

Baca juga:
Pemkot Surabaya Buka Lomba Inovasi Kota Inovboyo 2024, Buruan Daftar!

Meski, belum berhasil memenangi lomba peneliti belia itu. Alissa mengaku cukup bangga, karena karyanya bisa dilirik oleh tim juri dan sempat mempresentasikan saat final di kantor Dispendik Surabaya, Jumat (6/10) kemarin.

"Cukup senang, meski belum berhasil menang, karya kami akan dipajang di sekolah. Semoga tahun depan masih bisa mengikuti acara seru dengan karya yang lebih inovatif lagi," pungkasnya.

Reporter: Fahrizal Tito