Pixel Codejatimnow.com

11 Daerah di Jatim Masih Ditemukan Penderita Stunting

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Kohar Hari Santoso di ruangannya, Kamis (20/9/2018).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Kohar Hari Santoso di ruangannya, Kamis (20/9/2018).

jatimnow.com — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Kohar Hari Santoso mengklaim bahwa jumlah penderita stunting di Jawa Timur pada tahun 2017 lalu, masih terbilang normal dibandingkan angka nasional sebanyak 27,6 persen.

Hal itu terungkap saat ditanya masih adanya 26,2 persen penderita gizi buruk di Jatim.

"Di Jatim sendiri, masih ada sekitar 11 daerah yang ditemukan penderita stunting. Untuk jumlahnya saya lupa. Harus lihat data validnya," jelas Kohar saat ditanya melalui selularnya, Kamis (20/9/2018).

Kohar menjelaskan 50 persen penderita stunting itu disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat dalam hal pencegahan. Sedangkan 25 persennya lagi, disebabkan faktor kemiskinan dan sakit.

"Minimnya pengetahuan masyarakat dalam hal pencegahan menjadikan penyebab terjadinya stunting. Sedangkan faktor lainnya, disebabkan kemiskinan dan faktor sakit," jelasnya.

Berkaitan dengan persoalan stunting di Jawa Timur, tentunya tidak terlepas dari pemahaman orang tua terhadap pencegahan stunting anak sejak dini, agar tidak terjadinya gizi buruk pada anak.

Selain itu, pemahaman orang tua terhadap pola makanan yang cocok untuk tumbuh kembang anak.

"Pola makan itu perlu. Kira-kira makanan apa yang baik untuk anak. Dan yang terakhir dilakukan pemeriksaan kesehagan bayi secara rutin baik ke puskemas, posyandu dan rumah sakit," terangnya.

Ia juga menjelaskan program Dinas Kesehatan dalam menangani berbagai permasalahan ini. Salah satunya dengan menggelar bulan timbang yang mewajibkan kepada para orang tua yang memiliki balita untuk melakukan penimbangan. Program ini biasanya dilakukan dua kali dalam setahun.

Baca juga:
Tanggapan Pj Gubernur Adhy soal Kritik DPRD Jatim tentang LKPJ 2023

"Biasanya kita lakukan di Bulan Februari dan Agustus. Disamping para orang tua melakukan pemeriksaan secara rutin di Posyandu, kita juga melihat bagaimana perkembangan anak di bulan timbang itu,” tegasnya.

Kohar menambahkan, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur bekerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat mengajak untuk sama-sama mendukung pemahaman tentang gizi anak di masyarakat.

"Kita selalu mengajak lapisan masyarakat dan sering mengadakan penyuluhan untuk mengurangi angka stunting di Jatim," pungkasnya.

 

Baca juga:
Angka Perkawinan Anak di Jatim Turun Signifikan