Pixel Codejatimnow.com

Unik! Pemkab Ponorogo Gelar Lomba Cipta Menu Baru Tanpa Bahan Beras

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Mita Kusuma
Bupati Ipong bersama istrinya saat mencicipi berbagai menu makanan peserta Lomba Cipta Menu di Gedung Sasana Praja, Kabupaten Ponorogo, Kamis (20/9/2018).
Bupati Ipong bersama istrinya saat mencicipi berbagai menu makanan peserta Lomba Cipta Menu di Gedung Sasana Praja, Kabupaten Ponorogo, Kamis (20/9/2018).

jatimnow.com – Sebanyak 21 peserta mengikuti Lomba Cipta Menu (LCM) berbaris pangan lokal 2018 di Gedung Sasana Praja, Kabupaten Ponorogo, Kamis (20/9/2018). Mereka berasal dari ibu-ibu PKK di 21 kecamatan.

Berbagai menu makanan terpampang dengan model dan bentuk yang beraneka ragam. Tidak hanya sedap dipandang, namun juga enak di lidah.

Hal itu sudah dibuktikan oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni saat keliling mencicipi berbagai menu makanan itu. Bahkan, sesekali dia juga menyuapi ibu penggerak PKK Kabupaten Ponorogo, Sri Wahyuni Ipong.

"Hem… enak ini. Mau coba gak teman-teman," kata Ipong kepada wartawan sembari mencicipi menu makanan milik salah satu peserta LCM.

Uniknya lagi, berbagai menu makanan itu tidak ada yang mengandung beras. Hal ini juga sejalan dengan permintaan Bupati Ipong bahwa masyarakat Ponorogo seharusnya mengurangi konsumsi beras.

Bupati Ipong mengatakan saat ini komsumsi beras warga Ponorogo masih cukup tinggi, yaitu sekitar 180 kg per kapita per tahun. Jumlah ini hampir sama dengan rata-rata komsumsi beras nasional.

Sedangkan konsumsi daging sekitar 6 - 7 kg per kapita per tahun. Jumlah ini jauh di bawah konsumsi daging warga di negara-negara Eropa yang mencapai 90 kg per kapita per tahun.

“Jadi terlalu banyak makan karbohidrat, ini kurang baik. Karena itu gizinya harus ditingkatkan agar warga kita tumbuh sehat dan bisa muncul atlet-atlet kelas nasional dan internasional,” ujar Ipong.

Oleh karena itu, LCM ini merupakan ajang yang tepat untuk mengkreasikan berbagai bahan pangan lokal untuk disajikan secara variatif. Bila sudah begitu, maka warga akan mau mengkonsumsi makanan pokok selain beras, sehingga konsumsi beras bisa menurun.

Bahkan, ia juga berharap para peserta itu untuk terus berkreasi dan tidak berhenti saat ada lomba LCM saja.

Baca juga:
Diserahkan Mendagri, Banyuwangi Raih Peringkat Pertama Kinerja Pemkab Se-Indonesia

"Saya sekarang melihatnya setiap selesai lomba ya sudah. Makanan tersebut hanya dikonsumsi di desa atau kecamatan masing-masing," katanya.

Seharusnya, lanjut dia, LCM ini bisa mengeluarkan makanan khas yang baru dan bisa dikonsumsi secara massal.

"Selama ini masyarakat hanya kenal sate ayam, sate kambing, jenang boto dari Ponorogo. Seharusnya hasil lomba ini bisa dipasarkan," imbuhnya.

Pada kesempatan itu, ia juga berjanji untuk memulai pengurangan konsumsi beras itu dari pihak pemerintahan, sehingga nanti dari bagian umum atau dinas lain bisa membeli dan menyajikannya saat acara.

"Kalau misalnya ada tamu, bisa dong disajikan. Misal ada 5 menu, 1 menu dari hasil LCM ini tadi," tambahnya.

Baca juga:
Hasil Survei PRC, Warga Lamongan Puas Kinerja Yuhronur Efendi-Abdul Rouf

Namun begitu, ia mengaku tidak bisa menghilangkan menu wajib seperti sate ayam atau sate kambing khas Ponorogo. "Setidaknya kita mengenalkan juga," pungkasnya. (ADV/Arif Ardianto)