Pixel Codejatimnow.com

Cara Disperindag Lamongan Dorong Produk Lokal Naik Kelas

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Plt Kepala Dinperindag Lamongan, M. Zamroni saat memberikan pelatiham kepada puluhan pebisnis muda (Foto: Disperindag Lamongan for jatimnow.com)
Plt Kepala Dinperindag Lamongan, M. Zamroni saat memberikan pelatiham kepada puluhan pebisnis muda (Foto: Disperindag Lamongan for jatimnow.com)

Lamongan - Untuk meningkatkan skill berbisnis di era zaman now, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan terus menggelar pembinaan. Hal itu dilakukan agar produk lokal bisa naik kelas merambah pasar ekspor.

Peserta yang didominasi pebisnis muda itu diberi dua materi, yaitu branding dan mengetahui pangsa pasar. Mereka juga diminta agar bisa memaksimalkan berbagai platform untuk menejemen branding.

"Karena teman-teman (pelaku usaha) itu kan kadang dia punya produk bagus, tapi tidak bisa branding. Kan dampaknya jadi ndak bagus, terutama dalam pemasaran. Dan ada juga yang produknya biasa aja, tapi brandingnya bagus, maka penjualannya juga bagus," jelas Plt Kepala Disperindag Lamongan, M. Zamroni, Selasa (28/6/2022).

Mereka juga dibekali berbagai keahlian baru di bidang marketing. Mulai dari pengambilan foto, video hingga memanfaatkan media sosial untuk keperluan banding sekaligus pemasaran produk.

Baca juga:
Disperindag Lamongan Sidak Mamin, Temukan Produk Rusak

"Tadi saya sampaikan ke peserta, bahwa peran teknologi saat ini sangat penting. Sekarang branding bisa melalui media sosial seperti Instagram, TikTok dan lain sebagainya. Karena hampir semua masyarakat sekarang pegang gadget dan saat ini mayoritas pemasaran juga sudah melalui sistem online," paparnya.

Zamroni berharap, melalui pembinaan yang diberikan Disperindag Lamongan ini, para pengusaha lokal bisa lebih berkembang dan bisa bersaing, terlebih di pasar ekspor.

Baca juga:
Harga Kebutuhan Pokok di Lamongan Tak Terkendali di Minggu Pertama Ramadan

"Pelatihan ini kita selenggarakan bergelombang. Kali ini yang ikut ada 30 pengusaha, berikutnya juga 30 pengusaha lagi. Karena kalau terlalu banyak peserta, nanti diskusinya ndak bagus, malah ndak efektif," tandas Zamroni.