Pixel Codejatimnow.com

Pagu Puluhan SMPN di Tulungagung Belum Terpenuhi, PPDB Diperpanjang

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Bramanta Pamungkas
Wali murid melakukan pendaftaran ulang di salah satu SMP. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Wali murid melakukan pendaftaran ulang di salah satu SMP. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

Tulungagung - Puluhan SMP Negeri di Kabupaten Tulungagung belum terpenuhi pagunya dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Jumlah peserta PPDB yang mendaftar tidak terlalu banyak sehingga masih menyisakan beberapa kursi untuk siswa baru.

Pihak Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga setempat akan membuka gelombang kedua PPDB ini. Diharapkan jumlah pagu tiap sekolah akan terpenuhi dalam pendaftaran gelombang kedua tersebut. Pendaftaran akan dibuka selama 2 hari pada tanggal 24 dan 25 Juni.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung, Rahadi Bintara mengatakan total jumlah SMPN sebanyak 48 sekolah. Dari jumlah tersebut terdapat 28 sekolah yang jumlah pagunya belum terpenuhi dalam PPDB kemarin. Mayoritas sekolah tersebut berada di wilayah pinggiran seperti Kecamatan Sendang, Bandung dan Rejotangan.

"Untuk wilayah perkotaan semua pagu SMPN rata-rata terpenuhi, yang masih kurang mayoritas wilayah pinggiran," ujarnya, Selasa (21/06/2022).

Menurut Rahadi terdapat sejumlah faktor yang membuat pagu sekolah ini belum terpenuhi. Diantaranya banyaknya jumlah SMP swasta maupun negeri di wilayah tersebut.

Baca juga:
Antisipasi Pindah Alamat Dadakan, PPDB Zonasi di Surabaya Gunakan Data 2023

Selain itu angka kelulusan siswa SD di wilayah juga berpengaruh ke pendaftaran SMP. Pihak dinas sendiri masih akan melakukan evaluasi pasca pelaksanaan PPDB ini.

"Kita akan lakukan evaluasi setelah ini apa penyebab pagu di sekolah tidak terpenuhi pada pelaksanaan PPDB," tuturnya.

Baca juga:
PPDB Trenggalek Diperpanjang karena 44 SMP Negeri Kekurangan Murid

Dalam PPDB gelombang kedua ini tidak lagi mengguanakan sistem zonasi seperti yang diterapkan pada gelombang pertama. Jika nantinya jumlah pagu tetap tidak terpenuhi, proses belajar mengajar siswa akan tetap berlanjut.

"Berapapun jumlah siswa di sekolah tersebut akan tetap berlangsung proses belajar mengajar," pungkasnya.