Pixel Codejatimnow.com

Belasan Sapi Terkonfirmasi Positif PMK, Pemkab Bangkalan Belum Tutup Pasar Hewan

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Syaiful Islam
Petugas melakukan pengobatan pada sapi di kandang karantina, Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan beberapa hari lalu (Foto: Facebook Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan)
Petugas melakukan pengobatan pada sapi di kandang karantina, Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan beberapa hari lalu (Foto: Facebook Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan)

Bangkalan - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan belum memutuskan untuk menutup sementara pasar hewan di wilayahnya. Meskipun sudah ditemukan belasan sapi terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kuku (PMK).

Berdasarkan data di Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan per 1 Juni 2022, tercatat ada 17 sapi yang terkonfirmasi positif PMK. Sedangkan untuk sapi yang suspect PMK sebanyak 310 ekor.

Suspect PMK dilaporkan telah menyebar di 14 kecamatan. Meliputi Kecamatan Tanjung Bumi, Sepulu, Konang, Modung, Klampis, Tanah Merah, Galis, Kokop, Arosbaya, Socah, Kamal, Geger, Kwanyar, dan Kecamatan Blega. Sedangkan 4 kecamatan yang belum ada laporan suspect PMK yakni Labang, Burneh, Tragah dan Bangkalan Kota.

"Sampai saat ini kami memang belum merekomenasi itu (tutup pasar hewan sementara)," terang Kabid Keswan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan/Jubir Satgas Petasan SIAGA PMK drh Ali Makki, Rabu (1/6/2022).

Untuk bersih dari penyebaran PMK, sambung Ali Makki, dibutuhkan partisipasi dari masyarakat. Artinya sebaran PMK tidak lepas dari lalu lintas ternak.

Baca juga:
Melihat Dari Dekat Balai Ternak Senilai Rp500 Juta di Lamongan

"Ini serba susah karena urusan nasi (pekerjaan). Bagaimana misalnya kami tutup pasar terus, mereka kerjanya apa," terang Ali Makki.

Pihaknya sampai saat ini memang belum merekomendasi tutup pasar hewan sementara karena melihat di kabupaten lain efektifnya dinilai kurang signifikan. Ada beberapa kabupaten tutup pasar tapi kasusnya tetap tinggi.

Di Madura, jika 4 kabupaten (Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) dengan 4 bupati menutup pasar hewan secara bersama mungkin bisa. Tapi kalau parsial susah.

Baca juga:
Kandang Ternak di Lamongan Terbakar, 3 Hewan Mati Terpanggang

"Bangkalan tutup misalnya, eksodus ke kabupaten lain begitu 14 hari buka balik lagi. Terus muter saja. Terus bagaimana kami mengimbau padagang jangan jualan dulu, kan repot juga. Suruh lowkdown kandang saja kadang-kadang begitu kami pantau kembali, sapinya sudah habis. Bagi kami ketemu kasus ya kami obati, karena secara keilmuan bisa diobati," ujarnya.

Untuk bisa menghentikan penyebaran PMK, diperlukan dukungan dari semua pihak. Jika lockdown kandang jalan tentunya penyebaran PMK bisa diminimalisasi.