Pixel Codejatimnow.com

Gapasdap Minta Pemberlakuan Tiket Online Ferizy di Merak-Bakauheni Dievaluasi

Editor : Redaksi  
Antrean kendaraan yang terjadi di penyeberangan Merak-Bakuheni saat arus mudik-balik Lebaran 2022 (Foto: Humas DPP Gapasdap)
Antrean kendaraan yang terjadi di penyeberangan Merak-Bakuheni saat arus mudik-balik Lebaran 2022 (Foto: Humas DPP Gapasdap)

jatimnow.com - Rute penyeberangan Merak-Bakuheni dinilai perlu perbaikan, menyusul terjadinya antrean panjang saat arus mudik dan balik Lebaran Idul Fitri 2022 lalu.

Penilaian itu muncul dalam evaluasi yang dilakukan sejumlah operator penyeberangan yang dikonsolidasi oleh Gabungan Pengusaha Angkutan Penyeberangan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap).

DPP Gapasdap telah melakukan beberapa kali pertemuan dengan melibatkan beberapa anggota yang merupakan operator penyeberangan dalam menyikapi problem-problem yang ada selama proses mudik dan balik Lebaran 2022 beberapa waktu lalu.

Ketua Umum DPP Gapasdap, Khoiri Soetomo menyatakan, asosiasinya yang bergerak di sektor jasa angkutan air dan penyeberangan itu memang secara khusus telah melakukan pertemuan dalam rangka monitoring serta evaluasi program angkutan mudik-balik Lebaran 2022.

"Kami memberikan sejumlah catatan serta evaluasi agar proses pelaksanaan program angkutan mudik-balik bisa terlaksana lebih baik pada era-era mendatang. Catatan itu perlu disampaikan ke sejumlah pihak, sebagai bahan masukan dan perbaikan program," ujar Khoiri dalam siaran pers yang diterima jatimnow.com, Selasa (24/05/2022).

Khoiri menambahkan, DPP Gapasdap memberikan catatan umum. Namun secara khusus menyoroti rute penyeberangan Merak-Bakauheni akibat adanya kemacetan yang relatif parah saat proses angkutan mudik-balik Lebaran 2022.

"Setidaknya ada empat pokok masalah yang menjadi critical point yang sangat Gapasdaf soroti atas rute penyeberangan Merak-Bakauheni, agar segera ada perbaikan ke depannya. Sehingga program angkutan mudik dan balik tahun depan (2023) bisa semakin membaik," papar dia.

Khoiri menyatakan, sorotan pertama pada penggunaan aplikasi tiket online Ferizy, yang dinilai sebagai salah satu penyebab kemacetan dalam antrean kendaraan rute penyeberangan Merak-Bakauheni.

Dalam hal ini, lanjut Khori, Gapasdap menilai masih banyak keluhan masyarakat terhadap penggunaan aplikasi tersebut.

"Masyarakat mengeluhkan baik ketika melakukan transaksi masih merasa kesulitan, yang pada akhirnya harus meminta bantuan calo atau agen tiket dengan kompensasi biaya tertentu. Di mana hasil temuan lapangan yang terkadang ongkos kompensasi itu hampir sama dengan harga tiket," ungkapnya.

Ini terlihat dari beberapa review yang diberikan masyarakat, baik di App Store maupun Play Store dengan angka yang cukup rendah.

"Gapasdap memohon kepada pemerintah guna mengevaluasi total pelaksanaan penjualan tiket melalui aplikasi, agar sebelum tuntas, sistem itu untuk sementara tidak diberlakukan atau lebih baik menggunakan sistem sebelumnya, seperti transaksi elektronik menggunakan e-Money, Brizzi, Tap BNI, Frizzi yang telah digunakan di beberapa rute penyeberangan seperti yang digunakan pada ruas jalan tol," papar dia.

Selanjutnya, DPP Gapasdap menyoroti keberadaan dermaga eksekutif, dengan armada kapal-kapal yang memiliki kapasitas kecil dan kecepatan yang di bawah standa, juga dinilai menjadi salah satu kemacetan saat angkutan lebaran beberapa waktu lalu.

"Sebenarnya masih banyak kapal yang memiliki ukuran jauh lebih besar dan lebih cepat, yang dapat dioperasikan di dermaga ekeskutif. Kok milih kapal berukuran kecil. Untuk itu, kapasitas dermaga yang besar itu menjadi mubadzir. Sedangkan di sisi lain, kondisi antrian kendaraan sangat panjang," tegas Khoiri.

Sebelumnya, Pengamat Transportasi Bambang Harjo menyampaikan bahwa khusus untuk penyeberangan rute Merak-Bakauheni perlu penambahan jumlah dermaga agar utilitas kapal penyeberangan semakin meningkat dari sekitar 25 hingga 35 persen lebih tinggi.

"Pemerintah perlu segera menambah jumlah dermaga di lintas Merak-Bakauheni mengingat tingkat utilitas armada kapal penyeberangan masih rendah sehingga menjadi tidak ramah usaha dan prospektif," jelas Bambang Haryo belum lama ini.

Dilanjutkan Khoiri, Gapasdap menilai tidak bisa melayani masyarakat secara maksimal karena kurangnya dermaga. Sedangkan jumlah kapal sangat banyak.

"Lebih dari 25 unit kapal posisi menganggur tidak bisa dioperasikan karena jumlah dermaga kurang. Kondisi ini sungguh ironis karena kemacetan demikian panjang. Selain itu, beberapa dermaga juga mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa optimal dalam pengoperasiannya. Gapasdap meminta kepada PT ASDP untuk segera melakukan perbaikan dermaga yang rusak dan juga melakukan pembangunan dermaga baru, agar kapal-kapal yang ada bisa dioptimalkan operasionalnya," beber dia.

Menurut Khori, saat ini Gapasdap telah memberikan layanan sesuai SPM kepada masyarakat dengan durasi lebih lama dibanding ketika masyarakat di pelabuhan. Untuk itu dia berharap, pelayanan di pelabuhan juga ditingkatkan.

Ancam Tempuh Jalur Hukum

Khoiri mengaku tengah memikirkan untuk menempuh jalur hukum terkait soal pemberlakukan tiket online di rute Merak-Bakauheni bila desakan Gapasdap tidak segera ditindaklanjuti.

"Upaya hukum akan segera ditempuh bila hingga beberapa waktu usulan untuk dievaluasi atas program tiket online di penyeberangan Merak-Bakauheni tidak segera dievaluasi oleh para pihak yang berwenang. Gapasdap sudah melakukan sejumlah upaya formal termasuk menyampaikan surat ke sejumlah pihak, sehingga upaya hukum demi menjaga kepentingan publik perlu dilakukan," tandas Khoiri.