Pixel Codejatimnow.com

Petani Apel di Kota Batu Berharap Bantuan Pupuk Organik

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Titan
Petani apel di Kota Batu.(Foto: DPKP Kota Batu)
Petani apel di Kota Batu.(Foto: DPKP Kota Batu)

Kota Batu - Pupuk kimia yang digunakan para petani dalam jangka berkepanjangan mulai dirasakan dampaknya. Kualitas tanah menurun sehingga menghambat produksi buah apel di Kota Batu. Saat ini para petani berharap ada upaya revitalisasi lahan demi menyelamatakan ikon Kota Batu.

Seperti disampaikan Wakil Ketua Poktan Maju Bersama Desa Tulungrejo Utomo. Ia mewakili para petani lainnya berharap ada bantuan pupuk organik yang bisa menjadi formula untuk memperbaiki unsur hara tanah.

"Itu saja keinginan kami para petani, bantuan pupuk organik. Karena selama ini bantuan yang diberikan hanya pupuk cair kimia bagi anggota poktan berjumlah 25 orang. Tiap anggota menerima 5-6 botol pupuk cair kimia. Jumlah itupun tak sebanding dengan luas kebun petani," kata Utomo, Kamis (21/4/2022).

Bila pupuk kimia yang diberikan, tentu percuma upaya revitalisasi lahan. Namun bila diberi pupuk kandang dengan jumlah yang cukup, misalnya tiap Gapoktan diberi bantuan 25 ton, maka akan bermanfaat.

"Otomatis tiap petani mendapatkan 1 ton pupuk. Itu cukup efektif dan bermanfaat," harapnya.

Baca juga:
Investasi Naik 28,9 Persen, Pj Wali Kota Batu: Tertinggi Sektor Pariwisata

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu Harijadi Agung menyatakan akan mengucurkan bantuan kepada petani senilai Rp530 juta pada 2022.

"Jika dirinci, bantuan itu akan berupa 3 hal. Yaitu bibit apel Rp190 juta, bantuan revitalisasi atau peremajaan apel Rp190 juta, dan terakhir sebesar Rp150 juta untuk bantuan petani terdampak banjir di Desa Sumbergondo dan Bulukerto," paparnya.

Memang sekarang keadaan pertanian apel tidak semulus dahulu. Tak sedikit petani yang gulung tikar dan beralih pada komoditas pertanian lain. Beralihnya petani apel menanam komoditas lain bukan tanpa alasan.

Baca juga:
Pemotor di Kota Batu Tabrak Tembok Rumah Warga, Diduga Mabuk Berat

"Mahalnya biaya perawatan namun hasil tak sebanding menjadi faktor utama kenapa budidaya apel ditinggalkan. Jika terus menerus seperti ini, maka apel sebagai ikon Kota Batu ini akan tergerus," tegasnya.

DPKP meminta agar petani memperbaiki kualitas lahan menggunakan pupuk organik. Tingginya unsur hara pada tanah diyakini bisa memperbaiki produktivitas tanaman apel.