Pixel Codejatimnow.com

Reog Ponorogo Kembali Diakui Malaysia, Ini Usaha Kang Giri

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Mita Kusuma
Reog Ponorogo saat acara Grebeg Suro beberapa bulan lalu.(Foto: Mita Kusuma)
Reog Ponorogo saat acara Grebeg Suro beberapa bulan lalu.(Foto: Mita Kusuma)

Ponorogo - Isu Reog Ponorogo diakui Malaysia kembali mencuat. Bahkan Pemerintah Malaysia mengajukan kesenian reog sebagai kebudayaan negaranya ke United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhajir Effendy saat berkunjung ke Kota Reog.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko lantas angkat bicara perihal pernyataan Muhajir. Dia menegaskan, reog boleh dimainkan siapa saja. Tetapi kalau untuk pengakuan, sangat disayangkan. Sugiri pun tidak terima jika reog diklaim milik Malaysia.

"Saya memang ditelepon banyak orang perihal ini (Reog diakui Malaysia). Reog ini sangat seksi, di manapun bisa berkembang, di Ponorogo, Jakarta, Surabaya, di luar pulau bahkan di luar negeri. Bahkan di Malaysia juga berkembang," kata pejabat yang akrab disapa Kang Giri itu, Kamis (7/4/2022).

Lantaran perkembangannya cukup pesat, Kang Giri khawatirkan reog diklaim bangsa lain. Dia meminta doa semua pihak agar reog segera diusulkan ke Unesco sebagai warisan tak benda.

Baca juga:
Disbudparpora Ponorogo Diundang Kemendikbud, Reog Segera Sidang ICH Unesco

"Kami masih menunggu pemerintah pusat, semua dokumen sudah kami siapkan. Secara detail, penelitian komplet dibukukan dengan dokumen, video 10 menit, dokumen naskah akademik hasil pendalaman riset yang mendalam," terangnya.

Sudah seharusnya reog dilindungi dan tidak bisa diabaikan. Sekarang "bolanya" tinggal di pemerintah pusat.

Baca juga:
Langkah Disbudparpora Ponorogo Wujudkan Reog Diakui Dunia

Kang Giri menjelaskan, memang banyak orang Ponorogo di Malaysia yang terbilang sukses. Ada yang menjadi rektor di universitas hingga ada yang jadi menteri. Jadi sudah pasti ada akumulasi pertukaran penduduk berikut dengan seninya, termasuk dialektika dan budayanya.

"Mereka yang ke Malaysia sudah membaur dengan warga sana. Sejak dulu sejarah panjang, Indonesia dan malaysia kan juga dekat. Kami akui iya barang kali berkembang di sana reognya. Memainkan reog sebagai obat rindu ke ponorogo. Tidak boleh reog diaku siapa pun. Kalau dikerjakan, diopeni, dibesarkan reog di Malaysia, kami sangat mendukung. Tapi tidak mengakui asli Malaysia, tetap milik Ponorogo, Republik Indonesia," pungkasnya.