Tumpukan Sampah di TPA Mrican, Bikin Warga Gatal-gatal Hingga Gagal Panen
Editor : Sofyan Cahyono Reporter : Mita Kusuma
Kamis, 31 Mar 2022 06:20 WIB

Sampah di TPA Mrican yang menyebabkan gatal-gatal dan petani gagal panen.(Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Ponorogo - Tumpukan sampah di Tempat Pembungan Akhir (TPA) meresahkan warga Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Bukan hanya sudah overload, air limbah dari sampah juga mencemari sungai dan mengalir ke persawahan warga. Akibatnya, warga mengalami gatal-gatal dan gagal panen.
TPA Mrican merupakan tempat pembuangan sampah terakhir di Bumi Reog. Luasnya sekitar 2 hektare. Setiap harinya, sampah yang masuk ke TPA Mrican mencapai 70-90 ton. Tumpukan sampah pun tampak menggunung. Hingga kini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo belum memperluas TPA Mrican.
Di sebelah tumpukan sampah, ada sungai yang mengalir di Desa Mrican. Airnya terlihat hitam pekat. Air sungai juga mengalir ke sawah warga setempat. Hal itulah yang banyak dikeluhkan warga.
Salah satu warga, Suyitno (59) mengaku sudah 3 tahun ini mengalami gatal-gatal. Semua obat salep sudah dicoba, namun tidak mempan.
"Saya kalau mau ke sawah akhirnya mengolesi dengan solar. Semua obat tidak mempan," ujar Suyitno, Kamis (31/3/2022)
Suyitno mengatakan, air yang masuk ke sawahnya juga tercampur limbah maupun plastik. Dulu sempat ada limbah medis berupa suntik. Saat ini yang paling banyak adalah popok dewasa dan bayi.
Selain gatal-gatal, petani juga gagal panen. Saat ini banyak padi yang fuso. Seperti sawah milik Suyanto. Dia mempunyai sawah 2 kotak.
"Dulu sebelum tercemar, sawah saya itu dua kotak hasilnya 18 kuintal. Sekarang cuma 9 kuintal. Hanya 50 persen kan," tegasnya.
Kepala Desa Mrican Adi Purnomo Sidiq membenarkan hal tersebut. Sampah yang overload cukup berdampak. Banyak sampah yang terperosok ke sungai. Berdasarkan laporan, sawah yang gagal panen sekitar 20 hektare. Jika dipersentasekan sekitar 50 persen dari total lahan yang ada.
Sidiq menjelaskan, tumpukan sampah di TPA Mrican sudah menjadi permasalahan tahunan. Pemkab Ponorogo sempat melakukan perluasan. Beberapa tahun lalu sudah terealisasi. Dari 4 hektare yang diminta, hanya terealisasi 1 hektare. Tetapi perluasan lahan itu tidak untuk pembuangan sampah. Melainkan untuk Intstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
"Warga sudah kecewa. Hujan agak deras, airnya hitam pekat. Makanya kalau bisa minta lahan lagi," pungkasnya.
Berita Terkait

Hearing Bersama DPMD, DPRD Ponorogo Bahas Pilkades dan Kepala Desa Antar Waktu
Rabu, 25 Mei 2022 18:47 WIB
Terganjal Batas Usia, 314 CJH asal Ponorogo Tahun Ini Gagal Berangkat
Rabu, 25 Mei 2022 15:28 WIB
Begini Modus Penipuan Minyak Goreng Murah di Ponorogo
Selasa, 24 Mei 2022 15:43 WIBBerita Lainnya

Berkas Lengkap, 6 Jaksa Didapuk Jerat Tersangka Dugaan Korupsi PTSL di Sidoarjo
Rabu, 25 Mei 2022 20:49 WIB
Pelatihan Digital Marketing dari ITTelkom Surabaya untuk Milenial Sidoarjo
Rabu, 25 Mei 2022 19:26 WIB
Kesebelas Kalinya, Jatim Raih Opini WTP dari BPK atas LKPD TA 2021
Rabu, 25 Mei 2022 19:17 WIB
PBNU Minta PKB Jujur soal Dana Rp300 Miliar untuk Nahdliyin di Jatim
Rabu, 25 Mei 2022 18:23 WIB