Pixel Codejatimnow.com

Musisi Dangdut di Jombang Raup Cuan Usai Banting Setir Jadi Perajin Miniatur

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Elok Aprianto
Solikin merakit miniatur berbahan stik es krim saat ditemui di rumahnya. (Foto-foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Solikin merakit miniatur berbahan stik es krim saat ditemui di rumahnya. (Foto-foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

Jombang - Kreativitas Solikin (40) warga Dusun Balongrejo, Desa Badas, Kecamatan Sumobito, patut diacungi jempol. Musisi orkes dangdut ini berhasil meraih cuan dari usahanya sebagai perajin stik es krim.

Ide merangkai stik es krim menjadi miniatur, muncul saat pandemi Covid-19 meluluhlantakkan bisnis orkes yang dilakoninya.

”Awalnya itu anak saya kelas 3 SD mendapat tugas sekolah untuk membuat miniatur rumah adat dari stik es krim dan boleh dibantu orang tuanya,” kata Solikin, Minggu (27/3/2022).

Ia lantas belajar membuat miniatur rumah adat dari media sosial karena sebelumnya tidak pernah membuat kerajinan tangan tersebut.

”Tahun kemarin itu saya mulai membuat. Pertama kali membuat itu rumah panggung karena menurut saya itu paling mudah,” jelasnya.

Di luar dugaan, hasil membuat miniatur rumah panggung berbahan stik es krim yang diabadikannya dan dibagi melalui media sosial, justru menarik perhatian banyak orang.

”Karena saya buat status itu ada banyak yang tanya. Banyak orang tua teman anak saya minta juga dibikinkan. Ya saya buatkan juga,” ungkapnya.

Solikin pun memproduksi beberapa miniatur rumah adat. Untuk satu miniatur, ia membutuhkan waktu pengerjaan selama 3 hari.

”Satu bulan saya bisa membuat tujuh miniatur,” ungkapnya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Rumah adat dari stik es krim buatan Solikin.Rumah adat dari stik es krim buatan Solikin.

Meski kini menghasilkan pundi-pundi uang dari pembuatan miniatur, Solikin menyebut proses kerajinan gampang-gampang susah. Ia dituntut teliti dan sabar.

Mengandalkan pisau, lem dan stik es krim, ia dengan lihai merakit satu demi satu detail bangunan yang diinginkan.

”Yang paling sulit itu membuat detailnya seperti yang kecil-kecil itu, karena memang rumit,” terang bapak satu anak ini.

Baca juga:
PKK Jatim dan Unicef Berkolaborasi Geber Imunisasi Anak Pascapandemi

Kini, Solikin tak hanya mampu membuat miniatur rumah adat, tapi juga monumen Ringin Contong dan becak. Ia memasarkan buah karyanya melalui media sosial, dan menerima pesanan hingga luar pulau.

”Kalau kirim yang paling jauh ke Kalimantan,” tuturnya.

Setiap pembuatan miniatur, Solikin mematoknya seekonomis mungkin. Yakni mulai Rp80 ribu hingga Rp250 ribu.

”Tergantung tingkat kesulitannya kalau semakin sulit dan membutuhkan banyak bahan tentu akan lebih mahal,” pungkasnya.