Pixel Codejatimnow.com

Kawal Program Korporasi di Kediri, Mas Dhito Cek Rutin Kondisi Kesehatan Sapi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Bupati Kediri Mas Dhito meninjau program korporasi sapi (Foto: Dok. Pemkab Kediri)
Bupati Kediri Mas Dhito meninjau program korporasi sapi (Foto: Dok. Pemkab Kediri)

Kediri - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono yang akrab disapa Mas Dhito menginginkan kesehatan sapi-sapi dalam program korporasi selalu dimonitoring untuk memastikan proses pengembangbiakan berjalan baik dan menghasilkan sapi berkualitas.

Pendampingan dan pengembangan program korporasi sapi terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri. Salah satunya dengan pemeriksaan kesehatan rutin dan USG untuk sapi-sapi tersebut.

Dari pemeriksaan USG sapi yang dilakukan pada 2 dan 3 Februari ini, terdeteksi 4 ekor sapi di Kandang Kelompok Tani Subur, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih.

"Kita (Pemkab Kediri) telah melakukan pemeriksaan kebuntingan dan kesehatan sapi impor 35 ekor di Kelompok Tani Subur," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Tutik Purwaningsih, Jumat (4/2/2022).

Menurut Tutik, pemeriksaan ini dilakukan untuk menjaga kualitas sapi-sapi dari Program 1000 Sapi dari Kementerian Pertanian RI.

Tutik menambahkan, selain diperiksa, sapi-sapi itu juga menjalani tes USG untuk mengetahui kesehatan organ dalamnya. Ditambah dengan pemberian obat cacing, vitamin, timbang badan, pengambilan sampel darah, cek kehamilan hingga inseminasi buatan (IB).

"Pemeriksaan kesehatan hewan dilihat dari badan sapi ini dengan penimbangan berat badan juga pengambilan sampel feses untuk mengetahui sapi cacingan tidak," tambah dia.

Saat ini, tantangan bagi pemeriksaan sapi ini justru pada indukan impor yang notabenya mempunyai karakter berbeda dengan pejantan lokal yang cenderung lebih kalem.

Baca juga:
Lahan Pertanian Rusak, Warga Jombang Keluhkan Pembangunan Peternakan Ayam

"Tantangan bagi pemeriksa kesehatan dan peternak ini terletak pada karakteristik indukan impor. Di habitat asalnya, indukan ini memang dilepas sehingga sedikit agresif," jelasnya.

Hingga 3 Februari 2022, dari 146 ekor betina impor yang sudah didistribusikan ke kelompok peternak, sapi-sapi itu telah melahirkan 13 ekor sapi anakan.

Sedangkan dari 500 sapi jantan sudah terdistribusi 400 ekor. Diperkirakan, pendistribusian sapi ini akan rampung pada akhir Maret mendatang.

Terpisah, Mas Dhito berharap agar semua peternak terus berinovasi dalam menentukan formula terbaik untuk pengembangbiakan dan penggemukan sapi-sapi tersebut.

Baca juga:
1.500 Sapi di Dusun Tuyomerto Terpapar PMK, Peternak Menjerit

"Fokus pengembangbiakan sampai berjumlah banyak. Kalau itu sudah tercapai, maka profit untuk peternak-peternak kita ini akan datang secara sendirinya," ujar Mas Dhito saat dikonfirmasi.

Mas Dhito juga mengingatkan untuk terus melakukan pemeriksaan dan menjaga kualitas sapi dengan memberikan perawatan dan pakan terbaik, agar tumbuh dengan sehat dan memiliki kualitas yang unggul.

(ADV)