Pixel Codejatimnow.com

Erupsi Gunung Semeru

Cerita Pengabdian Rumini Pada Ibunya Semasa Hidup

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mahfud Hidayatullah
Rumini (tengah) semasa hidup bersama Imam Syafii suaminya dan anaknya (Foto: Suami Rumini, Imam Syafii for jatimnow.com)
Rumini (tengah) semasa hidup bersama Imam Syafii suaminya dan anaknya (Foto: Suami Rumini, Imam Syafii for jatimnow.com)

Lumajang - Kisah pengabdian Rumini (28) terhadap Salamah (71), ibunya, menjadi perbincangan perbincangan hangat masyarakat di balik bencana erupsi Gunung Semeru.

Keduanya ditemukan meninggal di bagian dapur rumah mereka di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang pada Minggu (4/12/2021). Jenazah keduanya tertimbun abu vulkanil akibat erupsi Semeru yang terjadi pada Sabtu (3/12/2021) sore.

"Saat kami temukan, istri saya dalam posisi memeluk ibu mertua. Keduanya meninggal dunia," ucap suami Rumini, Imam Syafii saat ditemui di rumah orangtuanya Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Rabu (8/12/2021).

Pria 30 tahun ini bercerita, semenjak lima tahun dinikahinya, Rumini setiap hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Apalagi dalam dua tahun terakhir, Rumini harus mengurus ibunya yang sudah tidak bisa berjalan, serta momong Zaki Pratama (4), anaknya.

"Ibu mertua tidak bisa jalan sejak dua tahun lalu, setelah jatuh di depan rumah," tutur Imam.

Baca juga:
Pilihan Pembaca: Pria Coba Setubuhi Keluarganya hingga Motor Plat Merah Ngurir

Menurut Imam, akibat jatuh itu, ibu mertuanya hanya bisa berjalan bila memakai tongkat. Dan sehari-hari, Rumini lah yang merawat ibunya.

"Setiap hari istri saya yang merawat. Mulai dari memandikan hingga memakaikan pakaian. Memasak, cuci baju dan lain-lain. Saya yang mencari nafkah," ungkap dia.

Baca juga:
Video: Perjumpaan Emil Dardak dengan Suami Rumini

Imam menambahkan, sebelum jatuh dan tidak bisa berjalan, ibu mertuanya itu berprofesi sebagai petani dan kadang kadang menjadi buruh tani membantu bapak mertuanya.

"Bapak mertua saya meninggal tahun kemarin sebelum erupsi (Gunung Semeru) pertama, sekitar 2019. Pas erupsi kedua itu bapak meninggal dapat satu tahun," kenang Imam.