Pixel Codejatimnow.com

Kesaksian Warga di Kota Batu soal Ngerinya Banjir Bandang Menerjang Desa Mereka

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Achmad Titan
Warga Kota Batu bersihkan bekas banjir bandang (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Warga Kota Batu bersihkan bekas banjir bandang (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

Kota Batu - Beberapa warga menceritakan kengerian bencana banjir bandang yang menerjang beberapa desa di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Seperti yang disampaikan oleh Yono, warga RT 3 RW 2 Dusun Keliran, Desa Bulukerto. Ia berhasil menyelamatkan diri di saat banjir bandang menerjang kampung mereka.

"Waktu itu sekitar pukul dua siang, hujan sangat deras. Sekitar satu jam, air deras pun datang diiringi suara gemuruh cukup keras, gleduk, gleduk begitu. Dan saya pun langsung lari menyelamatkan diri. Begitu juga warga lainnya," jelasnya, Jumat (5/11/2021).

Ia meneruskan, air tersebut datang dari arah barat menuju selatan menyusuri sungai yang sebenarnya tidak disangka-sangka oleh warga karena sungai itu telah tidak ada airnya atau mati.

"Pas air datang itu sangat kencang, tingginya kurang lebih 3 meter. Setelah di luar rumah, saya melihat air bercampur lumpur, kayu, dan batu menghantam bagian belakang rumah tepatnya kamar mandi. Tak berhenti, air pun menghantam rumah tetangga saya hingga tak tersisa hanyut tak berbekas," kata dia mengenang.

Baca juga:
Tinjau Lokasi Banjir Bandang Kota Batu, Menteri PUPR Minta Pemkot Relokasi Warga

Senada dengan Yono, warga lainnya yang bernama Johan Handoko (32), mengatakan bila banjir ini merupakan pertama kali yang ditemuinya dan sangat parah.

"Tinggi air yang masuk rumah itu sampai 5 meter. Bukan hanya rumah, hewan ternak, kendaraan baik itu mobil atau sepeda motor juga hanyut," terang dia.

Baca juga:
Pengurusan Dokumen Kendaraan Terdampak Banjir Bandang di Kota Batu Dipermudah

Sampai saat ini, di lokasi listrik dipadamkan sementara untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Sementara petugas BPBD Kota Batu dan beberapa instansi lain berusaha membantu warga mengevakuasi sejumlah barang-barang yang bisa diselamatkan.

Hingga kini masyarakat terdampak menggelar kerja bakti untuk membersihkan puing-puing banjir bandang seperti kayu, batu, lumpur, bambu, dan sebagainya yang menghambat akses beberapa desa.