Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa Unair Ciptakan Terapi Motorik Latih Konsentrasi Anak Autis

Metode TERROMANTIS dari mahasiswa Unair./Foto: Fahrizal Tito.
Metode TERROMANTIS dari mahasiswa Unair./Foto: Fahrizal Tito.

jatimnow.com — Lima mahasiswa yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) Universitas Airlangga (Unair) berhasil kembangkan metode terapi motorik, khusus untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak autis yang diberi nama Leppy (Learn, Play, dan Happy).

Mereka adalah Kartika Khoirun Mutmainah, Tiara Prastiana Putri, Eva Rosdiana Dewi, Nokky Farra Fazria, dan Brilian Ratna Wati.

Kartika Khoirun Mutmainah menjelaskan, metode yang dikembangkannya itu berwawasan lingkungan dan mampu menerapi kemampuan motorik anak autis untuk bisa berkonsentrasi ketika melakukan aktifitas mengambil benda seperti memegang dan menyusun.

"Penyandang autis, selama ini kebanyakan memiliki kekurangan dalam segala aktingnya. Namun dengan metode ini, kita namakan TERROMANTIS yaitu Terrarium Motorik Penyandang Autis, sehingga kemampuan motoriknya meningkatkan," kata Kartika Khoirun Mutmainah, Kamis (21/6/2018).

Dijelaskan, keunggulan dari program ini adalah selain mampu untuk meningkatkan kemampuan motorik bagi anak penyandang autis, juga dapat meningkatkan wawasan dan kepedulian terhadap lingkungan.

Sebab terrarium yang dibuat dari tumbuhan sukulen yang ditanam dalam wadah transparan ini memiliki manfaat untuk menyerap CO2 (carbon dioksida) di udara dan menghasilkan oksigen yang baik yang berguna untuk lingkungan.

Mengapa demikian? Tambah Kartika, karena sesungguhnya tanggungjawab terhadap lingkungan ini adalah kewajiban seluruh umat manusia.

Baca juga:
Kisah Mahasiswa Unair Lebaran dan Puasa di Yunani, Demi Apa?

Hal ini juga merupakan cambuk bagi kita, sehingga bila penyandang autis mampu berkontribusi untuk lingkungannya, maka diharapkan semua orang juga dapat melakukan hal yang sama.

”Kami berharap program ini dapat menjadi variasi terapi motorik bagi anak penyandang autis yang dilaksanakan di sekolah berkebutuhan khusus yang manfaatnya dapat terus berlanjut," imbuh Kartika.

Ia mengatakan metode Leppy ini telah dipraktikkan oleh guru di Salsabila Special School (SSS) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur untuk melatih motorik anak penyandang autis.

Baca juga:
Makna Kue Apem dan Tradisi Megengan Jelang Ramadan

”Tim kami sudah melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada guru-guru di SSS agar mereka dapat melatih siswanya yang anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolahnya," kata Kartika.

Untuk diketahui, program ini juga berhasil lolos memperoleh pendanaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam program PKM 2018.

Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Erwin Yohanes