Pixel Codejatimnow.com

Harga Telur di Jatim Anjlok, Golkar Sebut Ada Persaingan Tidak Seimbang

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Ketua Golkar Jawa Timur, M Sarmuji (Foto: Dok. jatimnow.com)
Ketua Golkar Jawa Timur, M Sarmuji (Foto: Dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - Ketua Golkar Jawa Timur, M Sarmuji meninjau kondisi sejumlah pasar untuk melihat langsung geliat pedagang. Dua pasar yang dikunjungi kali ini berada di Kabupaten Blitar dan Tulungagung.

Beberapa keluhan pedagang ia tampung. Namun yang paling menjadi sorotan adalah anjloknya harga telur. Sarmuji mengatakan, masalah tersebut bermuara dari keterlibatan perusahaan pakan dan bibit ayam.

"Peternak rakyat yang berskala kecil sangat terpukul dengan jatuhnya harga telur saat ini. Dalam menjalankan usahanya mereka masih tergantung dengan konsentrat dari pabrik, serta mengandalkan pihak lain dalam penyediaan bibitnya," ujar Sarmuji seperti diterima jatimnow.com, Selasa (12/10/2021).

Anggota DPR RI Komisi XI itu mencurigai adanya persaingan tidak sehat antara penyedia pakan ayam dengan peternak kecil. Pasokan telur menjadi sangat melimpah di saat daya beli masyarakat yang belum pulih karena dihantam Pandemi Covid-19.

Baca juga:
Berikut Daftar Harga Telur dan Daging Ayam Terbaru di Jatim

"Persaingan menjadi tidak seimbang karena pabrik Bibit Ayam DOC (Day Old Chick) dan pakan juga turut menjadi peternak. Rakyat kecil mengambil DOC dan pakan dari pabrik dengan harga yang sudah tinggi karena jalur distribusi yang panjang. Di sisi lain perusahaan itu bisa dengan leluasa memakai DOC maupun pakan sendiri sesuai dengan jumlah produksi yang diinginkan," papar dia.

Sarmuji menegaskan agar persoalan telur ini tidak terjadi lagi di masa mendatang. Sarmuji merekomendasikan untuk secepatnya dibuat aturan pembatasan bagi perusahaan besar supaya peternak rakyat bisa bertahan dan tumbuh tanpa takut bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.

Baca juga:
Pasar Murah Telur Ayam di Kediri Diserbu Warga, 600 Kg Ludes dalam 1 Jam

"Harus ada aturan yang membatasi agar pabrik DOC dan pakan tidak terlibat langsung menjadi peternak. Kalau itu terus dilakukan peternak kecil bisa mati karena kalah bersaing," tandasnya.