Pixel Codejatimnow.com

Misteri Masjid Tua dan Tempat Berjemur Wali Songo di Kampung Pitu Pacitan

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Before and after masjid di Kampung Pitu Pacitan
Before and after masjid di Kampung Pitu Pacitan

jatimnow.com - Selain hanya boleh berdiri 7 rumah, di Kampung Pitu juga terdapat kisah misteri lainnya.  

Kepala Dusun Krajan Kidul, Sri Wahyuni menyebutkan lokasi yang masih menjadi misteri adalah masjid tertua dan tanah tempat berjemur warga Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.

Diyakini tanah di lokasi merupakan tempat berjemur beberapa Wali Songo dan pertapa saat datang ke Pacitan.

"Dulu lokasi atau tempat itu dibuat berjemur oleh Wali Songo dan para pertapa. Itu juga cerita ke cerita. Juga ada masjid tertua yang diyakini ada sisi mistisnya," terang dia kepada jatimnow.com, Jumat (8/10/2021).

Baca juga: Kisah Misteri Kampung Pitu di Pacitan, Hanya Boleh Berdiri 7 Bangunan Rumah

Ia menceritakan, tempat berjemur yang berada di sekitar masjid dianggap angker. Orang yang datang ke lokasi dengan niat tidak baik akan mendapatkan balasannya.

"Katanya tempat berjemur. Kalau jaman dulu bisa dikatakan musyrik. Tanah jika diambil dimanfaatkan apa katanya dikabulkan. Tapi itu dulu," katanya.

Tentunya sekarang telah berbeda. Mereka yang mengambil tanah dipercaya akan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan dan akan menimpanya.

"Di sana hanya boleh berdoa kepada Allah," tegasnya

Ia mencontohkan, beberapa waktu lalu ada warga setempat merantau dan kemudian mendapat masalah di tempat perantauannya.

Baca juga:
Spoiler One Piece Episode 1092: Teka-teki Pulau Egghead dan Dr Vega Punk

"Merasa dicurangi. Ketika pulang orang itu membawa tanah dari lokasi itu. Eh waktu balik, malah mobilnya kebakaran di hutan. Juga alat kerjanya," paparnya.

Untuk masjid, ia menyebutkan warga di situ tidak memberikan nama khusus. Hanya saja, orang setempat menyebutnya sebagai Masjid Ngendak.

"Masjid unik. Karena ada masjid tertua itu. Dulu masjid itu katanya nenek jaman dulu. Ada pertapa saktinya," terang dia.

Dia juga mengklaim bahwa masjid itu dipercaya sebagai penyebaran Agama Islam pertama di Pacitan. Karena para wali juga singgah di lokasi untuk syiar Agama Islam.

Ia menegaskan, masjid itu tidak pernah dipugar atau direnovasi total. Warga hanya berani merenovasi bagian luar saja. Masjidnya masih dengan ornamen tua.

Baca juga:
Arah Dukungan Gusdurian, Pohon Menangis, Happy Ending

"Renovasi cuma di samping-sampingnya. Dalam belum direnovasi. Tidak ada yang berani," terangnya.

Di saat Bulan Ramadan, banyak warga dari Kabupaten Pacitan maupun luar kota berdatangan. Mereka berdoa dan meminta sesuatu.

"Mungkin lolos CPNS. Rejeki lancar dan meminta kekuatan. Kebanyakan itu minta kekuatan untuk menghadapi hidup," pungkasnya.

Kawasan Kampung Pitu menjadi kawasan terpencil di Kabupaten Pacitan. Lokasinya tidak begitu jauh dari hiruk pikuk kota kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau berjarak 15 kilometer dari pusat kota.

Kapolres Pacitan AKBP Wiwit Ari Wibisono di lokasi Kampung Pitu