Pixel Codejatimnow.com

Anwar Sadad Ajak Mahasiswa di Jember Diskusi soal Pro-Kontra Amandemen UUD 1945

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Ni'am Kurniawan
ANwar Sadad saat menjadi pembicara  seminar tentang wacana amandemen UUD 1945 dalam perspektif akademis.
ANwar Sadad saat menjadi pembicara seminar tentang wacana amandemen UUD 1945 dalam perspektif akademis.

jatimnow.com - Ajak mahasiswa untuk melek politik, Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad sambangi UIN KH Ahmad Sidiq Jember. Ia menjadi pembicara seminar tentang wacana amandemen UUD 1945 dalam perspektif akademis.

"Saya optimis wajah masa depan politik di Indonesia akan lebih baik," ucap Sadad.

Seminar yang diikuti perwakilan senat mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Jawa dan Nusa Tenggara, itu merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Wilayah yang digelar selama dua hari.

Di hadapan puluhan mahasiswa, Wakil Ketua DPRD Jatim tersebut menyampaikan kegembiraannya bahwa ada sekumpulan anak muda yang concern pada persoalan politik dan konstitusi.

"Beberapa pemaparan lembaga survei yang dirilis menunjukkan semakin tingginya apatisme generasi milenial terhadap persoalan politik. Ada lembaga survei yang menyebutkan hanya 22 persen dari generasi milenial tertarik pada politik," urai Sadad.

"Tapi hari ini saya merasa exited, di kampus ini tema tentang konstitusi dan wacana amandemen didiskusikan dengan cukup serius oleh anak-anak muda," imbuhnya.

Baca juga:
Sederet Nama yang Diusung Gerindra Jatim Maju di Pilkada Serentak 2024

Menanggapi isu amandemen UUD Negara Republik Indonesia 1945 yang menimbulkan pro dan kontra, Anwar Sadad, dalam pemaparannya, menegaskan bahwa pro kontra itu telah ada sejak republik ini baru berdiri.

Bagi yang pro amandemen, menurut Sadad, didasari pada dinamika dan perkembangan hubungan politik dan sosial yang terus berubah, sebagai suatu keniscayaan sejarah. Terutama dalam hal untuk membatasi kekuasaan agar tidak sewenang-wenang, di satu sisi, dan menjamin kedaulatan dan hak-hak warga, di sisi lain.

Akan tetapi pikiran yang menolak amandemen juga dapat dipahami sebagai kekhawatiran terbelahnya bangsa ini yang telah dengan susah payah dipersatukan oleh para pendirinya.

Baca juga:
Anwar Sadad 3 Besar Cagub Jatim 2024, Tempel Khofifah dan Emil

"Faktanya selalu ada dialektika antara kekuatan yang mengusung spirit of nationalism dan mereka yang mengusung spirit of constitutionalism," tandas keluarga ponpes Sidogiri itu.