Pixel Codejatimnow.com

Belajar Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Masjid

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Talk show di Masjid Al Haq, Perumahan Rungkut Mapan Barat, Surabaya
Talk show di Masjid Al Haq, Perumahan Rungkut Mapan Barat, Surabaya

jatimnow.com - Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Haq Perumahan Rungkut Mapan Barat (RMB) Surabaya menggelar talk show Interaktif bertema 'Membuka Rahasia Dapur Manajemen Keuangan Masjid Jogokaryan'.

Talk show yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masjid itu digelar dengan protokol kesehatan (prokes) secara ketat di Masjid Al Haq, Perumahan Rungkut Mapan Barat, Gununganyar, Surabaya, Sabtu (18/9/2021) malam.

Materi dengan tajuk kemandirian ekonomi masjid itu disampaikan penggagas dan penggerak manajemen keuangan masjid Jogokaryan, Yogyakarta, Ustaz M. Muhammad Jazir. Diketahui masjid ini sering disebut masjid kampung yang mendunia.

Pembina DKM Al Haq, Wahyu P. Kuswanda menyampaikan, DKM Al-Haq dirasa perlu belajar dari Masjid Jogokaryan. Mengingat, prestasi masjid ini dalam pengelolaan keuangan masjid telah menjadi referensi masjid-masjid di Indonesia.

"Manajemen keuangan Masjid Jogokaryan sudah kondang seantero Nusantara. Kami DKM Al-Haq ingin belajar dari Masjid Jogokaryan," kata Wahyu.

Wahyu menambahkan, selama Pandemi Covid-19, kegiatan Masjid Jogokaryan sangat menginspirasi. Masjid ini memproduksi masker, hazmat dan cairan disinfektan yang selanjutnya dibagikan kepada masjid-masjid di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga:
Optimisme Konsumen Kota Malang Terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat pada Februari

"Masjid Jogokaryan juga membina UMKM dan menciptakan pasarnya dengan menyelenggarakan pasar rakyat. Bahkan sekarang ini Masjid Jogokaryan telah menjadi destinasi wisata masjid yang selalu ramai didatangi wisatawan religi dari berbagai daerah di Indonesia," jelasnya.

Sementara Ustaz Muhammad Jazir menuturkan, manajemen keuangan masjid perlu untuk menguatkan perekonomian masjid. Sehingga masjid tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga dapat menjadi pusat menajemen perekonomian bagi jemaah. Masjid juga bisa hadir dalam sektor sosial dan pendidikan.

"Sehingga keberadaan masjid itu benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, ketika masyarakat merasa dimakmurkan oleh masjid, secara tidak langsung masyarakat juga akan memakmurkan masjid," tutur Ustaz Jazir.

Baca juga:
Samator Indo Gas Perluas Jaringan Kalahkan Perusahaan Multinasional

Ustaz Jazir menjelaskan, Kota Surabaya sebagai kota industri terbesar setelah Ibu Kota Jakarta sangat berpotensi dalam pengembangan kemandirian ekonomi masjid. Apalagi, dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia, akan sangat mendukung peningkatan kemakmuran masjid.

"Saya kira Surabaya ini sangat berpotensi sekali ketimbang di Yogyakarta. Apalagi Surabaya dengan potensi industrinya yang besar, tentunya sangat mendukung bagi kemakmuran masyarakat yang nantinya dapat berdampak pada kemakmuran masjid," tandasnya.