Pixel Codejatimnow.com

Jarang Dibahas, PSI Dukung Pembangunan Berbasis Gender di Surabaya

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Ni'am Kurniawan
Fraksi PSI Tjutjuk Supariono.
Fraksi PSI Tjutjuk Supariono.

jatimnow.com - Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Tjutjuk Supariono menyoroti beberapa poin prioritas terkait isu kesejahteraan rakyat pasca pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. Di antaranya tentang rendahnya pembangunan gender dan angka siswa berprestasi di Surabaya.

Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini memastikan akan mengawal aspirasi warga yang tertuang dalam RPJMD, selama lima tahun ke depan.

"Pada tahun 2020, Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Surabaya masih berada pada urutan ke-9 di Jawa Timur dan mengalami penurunan dibanding tahun 2019. Maka dari itu, fraksi PSI akan terus mendorong Pemkot agar setiap perencanaan program dan anggaran pembangunan tahunan turut memperhatikan kesetaraan gender seperti aksesibilitas perempuan dalam memperoleh beasiswa, pelatihan kerja, informasi kerja, maupun permodalan usaha,” ujar Tjutjuk, Minggu (29/8/2021).

Menurutnya, kesetaraan gender di Surabaya menjadi isu yang belum diprioritaskan, karena pembahasan serta implementasi pembangunan berbasis gender masih jarang tersentuh di Surabaya.

Untuk meningkatkan IPG di Surabaya, proses perencanaan program dan penganggaran untuk pembangunan Kota Surabaya haruslah responsif gender.

Penganggaran yang responsif gender merupakan unsur yang penting untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi pengelolaan pengeluaran publik, serta menyediakan distribusi keuangan publik yang lebih adil bagi perempuan dan laki-laki.

Baca juga:
Ronny Siswanto Siap Gantikan Mas Abu jadi Wali Kota Kediri, Ini Modalnya

Data dari BPS Kota Surabaya menunjukkan bahwa pencapaian pembangunan gender di Kota Surabaya masih berfluktuasi dalam waktu 4 tahun terakhir. Fluktuasi IPG ini terjadi karena adanya fluktuasi beberapa indikator dalam komponen IPG, seperti kesehatan, pendidikan, dan hidup layak.

Hal ini menunjukkan bahwa program pemerintah yang berpedoman pada pengarusutamaan gender setiap tahunnya belum memberikan hasil yang baik kepada peningkatan kapabilitas dasar perempuan Indonesia. Maka, upaya maksimal perlu dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Dalam rangka menunjang pembangunan gender di Surabaya, Tjutjuk berpendapat bahwa kualitas pendidikan haruslah ditingkatkan sejak dini. Salah satunya adalah dengan meningkatkan angka siswa berprestasi di Surabaya.

Baca juga:
Sentuh Multi-Segmen Masyarakat, Caleg Muda PSI Gelar Baksos di Lamongan

"Saat ini siswa yang berprestasi di bidang akademik dan non-akademik di Surabaya kurang dari 2% dari total siswa PAUD sampai SMP. Pemkot ini perlu kita dorong untuk memperbanyak program peningkatan pengembangan soft skill dan hard skill bagi siswa, yang diiringi dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik,” tuturnya.

Banyak di antara program peningkatan prestasi siswa yang hanya menyasar kepada pemberian beasiswa kepada murid yang sudah berprestasi, sehingga hal ini kemudian tidak berdampak besar pada penambahan angka siswa berprestasi.

Namun, dirinya juga turut memberi apresiasi kepada Pemkot Surabaya yang sudah menuangkan Program Pengelolaan Pendidikan untuk peningkatan akses pendidikan SD-SMP dalam naskah Laporan Pansus RPJMD pada poin 17 dalam misi 2.