Pixel Codejatimnow.com

Mengenal Konsentrator Oksigen Berstandar Kesehatan Internasional Inovasi ITS

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari (kiri) dan Fadlilatul Taufany (kanan) mendemokan konsentrator oksigen
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari (kiri) dan Fadlilatul Taufany (kanan) mendemokan konsentrator oksigen

jatimnow.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan alat konsentrator oksigen bagi pasien Covid-19 berstandar kesehatan WHO - Unicef.

Alat ini diciptakan untuk menjawab fenomena krisis oksigen di masyarakat yang terus memuncak akibat peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari mengatakan, Oxygen Concentrator ITS (OXITS) dapat mengganti peran tabung oksigen yang sangat dibutuhkan masyarakat. Oksigen kini menjadi barang langka sejak melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia.

"OXITS diharapkan dapat memenuhi kebutuhan oksigen masyarakat luas," ujar Ashari saat soft launching di Gedung Rektorat ITS, Jumat (6/8/2021).

Ashari berharap OXITS ini dapat meringankan beban masyarakat yang sangat membutuhkan pasokan oksigen di masa pandemi.

"Semoga karya ini dapat membuat keadaan menjadi lebih baik dan pandemi dapat cepat berakhir," tambah dia.

Sementara Ketua Tim Riset OXITS Fadlilatul Taufany menjelaskan, alat yang diciptakannya tersebut mampu menghasilkan oksigen murni hingga 95,5 persen.

"Karena saturasi oksigen yang rendah dalam darah pasien positif Covid-19, mereka membutuhkan pasokan oksigen berkonsentrasi tinggi sementara kadar oksigen di udara hanya berkisar 21 persen. Dan OXITS ini dapat menghasilkan oksigen murni hingga 95,5 persen," ungkap Taufany.

Pria yang menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Riset dan Publikasi Ilmiah Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS itu menambahkan, selain oksigen, udara bebas juga mengandung nitrogen sekitar 78 persen dan sisanya gas-gas lain.

Baca juga:
Mahaiswa ITS Gagas Modifikasi Aspal dari Limbah Lumpur dan Kelapa Sawit

"Prinsip kerja OXITS sendiri ialah mengambil udara bebas dan memurnikannya dari kandungan nitrogen melalui teknologi pressure swing adsorption (PSA)," jelas dosen Departemen Teknik Kimia ITS itu.

Taufany menjelaskan bahwa udara yang diserap oleh OXITS akan melalui filter terlebih dahulu guna menyaring partikel berukuran lebih dari 5 mikron. Lalu udara akan dikompresi untuk meningkatkan tekanan udara.

"Selama proses kompresi, mekanisme pendingin terus berjalan agar menjaga konsentrator dari overheating dan meningkatkan performa PSA," paparnya.

Taufany menyebut, nitrogen yang terkandung dalam udara akan diserap oleh filter zeolite untuk memurnikan udara. Terdapat dua unit kolom yang bekerja secara bergantian, yaitu kolom untuk menyerap nitrogen dan kolom yang mengeluarkan nitrogen yang terperangkap di zeolit.

Baca juga:
Pemkot Surabaya Buka Lomba Inovasi Kota Inovboyo 2024, Buruan Daftar!

"Zeolit pada OXITS ini dapat digunakan dalam jangka panjang," ucap Alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) ini.

Taufany memaparkan, udara yang telah bebas dari kandungan nitrogen akan disesuaikan dan diatur terlebih dahulu tekanan dan flow-nya dengan elektronik yang ada sebelum oksigen dialirkan.

"Inovasi OXITS telah sesuai dengan standar kesehatan WHO-UNICEF," tandasnya.

Acara kali ini turut dihadiri Kepala Puslitbang Alat Peralatan Pertahanan (Alpahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI), Laksamana Pertama TNI Arif Harnanto.