Pixel Codejatimnow.com

Pentingnya Modifikasi untuk UMKM di Tengah Pandemi Covid-19 Ala Gerindra Jatim

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Diskusi 'Kamisan' Gerindra Jatim
Diskusi 'Kamisan' Gerindra Jatim

jatimnow.com - DPD Partai Gerindra Jawa Timur menggelar diskusi virtual 'Kamisan' dengan tema 'Geliat UMKM Di Tengah Pandemi' melalui kanal YouTubenya, Kamis (8/7/2021).

Diskusi yang dipimpin Wakil Sekretaris Gerindra Jatim Najih Farhoq itu mendatangkan beberapa pegiat UMKM yang mampu bertahan di tengah Pandemi Covid-19.

Para pegiat UMKM itu di antaranya CEO Markaz Desain Hendrik Bayu Admiko, Petani Millenial dan Pelaku Usaha Aang Cahyo Saputro serta Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur Abdul Halim.

CEO Markaz Desain Hendrik Bayu Admiko menyebut ada beberapa strategi yang harus dilakukan pelaku UMKM di tengah Pandemi Covid-19. Salah satunya memodifikasi cara penjualan hingga memodifikasi produksi agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

"Kita benahi strategi pemasarannya, entah itu kolaborasi, modifikasi ataupun pemasaran," terang Hendrik.

Hendrik mencontohkan, salah satu UMKM binaannya yang sukses bertahan dengan memodifikasi jajanan basah menjadi kering sehingga lebih tahan lama.

"Salah satu contohnya itu ada penjual Brownies yang biasanya dikonsumsi sebagai oleh-oleh atau apa, nah ini kita modifikasi jadi bisa dikirim ke seluruh Indonesia maka muncullah snack brownies jadi prosesioningnya diubah," terangnya.

Setelah itu berlanjut pada memikirkan market yang dituju, bisa dibuat secara umum maupun spesifik, salah satunya kaum milenial.

"Lalu menentukan market itu juga penting apakah milenial atau siapa, lalu yang terakhir adalah brandingnya dengan desain untuk mengangkat harga dan orang lain bangga untuk membelinya meskipun browniesnya itu UMKM atau rumahan," jelas dia.

Datang pula seorang petani milenial dan pelaku usaha Aang Cahyo Saputro yang sukses bertani menggunakan metode Hedroponik di Kabupaten Tulungagung.

Baca juga:
UMKM Bersertifikat Halal di Surabaya Baru 40 Persen

Pria yang telah sukses pada bisnis sayur hidroponik itu memulai bisnisnya di tengah Pandemi Covid-19. Bahkan bisnis yang ia rintis baru dua tahun ini telah memiliki omzet Rp 25 hingga 30 juta dalam satu bulan.

"Saya Hidroponik nah hidroponik adalah memanfaatkan teknologi," kata dia.

Aang mengatakan, perkembangan teknologi saat ini sudah sangat maju. Bahkan, bertani pun tidak harus menggunakan media tanah secara umum.

Sebelumnya, beberapa kata pengantar juga mengawali diskusi tersebut. Abdul Halim mengatakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di dalam rilisnya telah mencatat sekitar 50 persen pelaku UMKM telah gulung tikar di tengah masa Pandemi Covid-19 ini.

"50 persen UMKM mengalami gulung tikar dan berdasarkan data OJK ada 64 juta jiwa. Dan menurut saya ada lebih," ujar Abdul Halim.

Baca juga:
DPRD Jatim Sahkan Perda Koperasi dan UMKM, Bukti Penguatan Pilar Ekonomi

Hal tersebut sangat mempengaruhi roda ekonomi secara nasional. Seperti kita tahu jika UMKM merupakan tulang punggung Pemerintah dan geliat ekonomi secara nasional.

"99 persen populasi pengusaha di Indonesia secara nilai ini dari UMKM, kemudian 60 persen domistik bruto kita ini dihasilkan dari UMKM," lanjutnya.

Beragam cara telah ia lakukan agar geliat ekonomi ini tetap bisa berjalan. Dia mengaku, melalui kursi di tingkat DPRD Jatim juga telah mendorong pemerintah secepatnya menurunkan bantuan kepada pelaku UMKM.

"Ini hal yang sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan dan kami di DPD Gerindra Jawa Timur sudah melalukan langkah-langkah strategis melalui Sekjen Ahmad Muzani dan Ketua DPD Anwar Sadad dalam rapat-rapatnya terus mendorong Pemerintah untuk mengeluarkan Bantuan Sosial untuk menopang kegiatan ekonomi masyarakat," terangnya.