Pixel Codejatimnow.com

PJT Sebut 8 Bendungan dan 2 Terowongan Aman Pasca Gempa di Blitar

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Achmad Titan
Pengecekan terowongan
Pengecekan terowongan

jatimnow.com - Pasca gempa tektonik berkekuatan 6,2 skala richer, Perum Jasa Tirta (PJT) I melakukan pemantauan visual dan pengecekan fisik serta kondisi bangunan di delapan bendungan dan dua terowongan.

Kedelapan bendungan yang dipantau, yakni Bendungan Sengguruh, Sutami dan Selorejo di wilayah Kabupatan Malang.

Selanjutnya dua bendungan di Kabupaten Blitar yaitu Bendungan Lahor dan Wlingi. Kemudian Bendungan Wonorejo di Tulungagung, Bendungan Bening di Madiun, dan Bendungan Wonogiri di Jawa Tengah.

Pengecekan itu untuk memastikan gempa tidak berdampak pada bendungan yang menyimpan cadangan air dan terowongan yang dikelola Perum Jasa Tirta (PJT) I.

"Semua dalam keadaan normal dan masuk kategori aman. Pengecekan kita lakukan karena dalam dua bulan terakhir ada tiga kali gempa di atas 5 SR. Saat gempa terasa di beberapa bendungan dengan kisaran sebesar II hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI) sehingga perlu dilakukan pemeriksaan keamanan bendungan dan terowongan," jelas Direktur PJT I, Raymond Valian Ruritan, Senin (24/5).

Baca juga:
Ini Penjelasan BMKG soal Gempa di Perairan Tuban

Sedangkan terowongan yang diperiksa dibawah naungan PJT I berada di Tulungagung yaitu Terowongan Tulungagung I atau dikenal dengan nama Terowongan Niyama yang dibangun tahun 1961. Kedua adalah Terowongan Tulungagung II atau Terowongan Tulungagung Selatan.

"Dua terowongan ini memang usianya cukup tua, jadi saat terjadi gempa maka setelahnya kami pantau langsung kondisinya. Kondisinya juga cukup aman dan tidak ada tanda-tanda retakan atau pergeseran," ujar Raymond.

Baca juga:
Potensi Gempa Susulan, BMKG Tuban Imbau Warga Jauhi Bangunan Gedung

Hasil pemantauan bendungan dan terowongan pasca gempa Blitar itu juga langsung dilaporkannya pada Dirjen SDA Kementerian PUPR. Selanjutnya, PJT I kini juga masih melakukan pemantauan kondisi dengan memakai sejumlah instrumentasi keamanan bendungan yang terpasang pada tubuh bendungan.

"Hasil dari pemantauan ini akan dianalisa untuk mengevaluasi kondisi infrastruktur secara komprehensif, apakah terjadi perilaku bendungan yang berpotensi membahayakan operasionalnya atau tidak," tandasnya.