Pixel Codejatimnow.com

Satu Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 adalah Kopilot NAM asal Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Ayah Fadly Satrianto, Sumarzen Marzuki saat ditemui di rumahnya Jalan Tanjung Pinang 72A, Surabaya
Ayah Fadly Satrianto, Sumarzen Marzuki saat ditemui di rumahnya Jalan Tanjung Pinang 72A, Surabaya

jatimnow.com - Salah satu nama yang masuk dalam manifest Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu adalah Fadly Satrianto (28), warga Jalan Tanjung Pinang 72A, Surabaya.

Ayah Fadly, Sumarzen Marzuki (63) menyebut bahwa anak bungsunya itu merupakan Kopilot NAM Air yang merupakan anak perusahaan Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air.

"Direktur Operasi NAM Air menelepon kami dan meminta maaf. Fadly ini dengan satu tim 6 orang ditugasi ke Pontianak untuk membawa pesawat NAM dari Pontianak ke tujuan lain," ujar Marzuki ditemui di rumahnya, Minggu (10/1/2021).

Marzuki melanjutkan, dalam waktu yang ditentukan, tidak ada pesawat NAM yang menuju Pontianak. Sehingga Fadly dan tim naik Sriwijaya Air SJ-182.

Baca juga: 

"Statusnya extra crew di situ untuk mengambil pesawat ke Pontianak dibawa ke tempat lain," tambah Marzuki.

Baca juga:
Kecelakaan Helikopter Militer, 14 Orang Tewas

Fadly merupakan anak ketiga Marzuki. Menurut Marzuki, Fadly merupakan lulusan Sarjana Hukum Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Setelah lulus, Fadly mengambil pendidikan di NAM Air selama satu tahun 6 bulan.

"Tiga tahun lalu bekerja di NAM Air. Sekolah di NAM Air di Bangka Belitung," jelasnya.

Marzuki menambahkan, kontak terakhir Fadly dengan keluarga yaitu sekitar pukul 08.00 Wib, Sabtu (9/1/2021). Memang Fadly selalu memberikan kabar setiap akan berangkat tugas.

Baca juga:
Kecelakaan Pesawat di Brasil, 4 Pemain dan Presiden Klub Palmas Tewas

Marzuki dan keluarga besarnya berharap Fadly ditemukan dalam keadaan selamat.

"Harapan kami keluarga besar, bisa diketemukan putra kami dan termasuk yang (penumpang) lain juga, dalam keadaan selamat. Kalau Allah SWT berkehendak lain, kita harus mengikhlaskan. Kita ikhlas, musibah kecelakaan yang tidak perlu kita sesali dan ini adalah suatu kejadian," ungkap dia.

Suasana rumah Fadly Satrianto di Jalan Tanjung Pinang 72A, SurabayaSuasana rumah Fadly Satrianto di Jalan Tanjung Pinang 72A, Surabaya