Pixel Codejatimnow.com

Laskar Sasak Deklarasi Masyarakat NTB Kecam Kekerasan dan Terorisme

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Budi Sugiharto

jatimnow.com - Laskar Sasak kembali memotori pertemuan para tokoh budaya, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama guna menjadikan program Lombok Mercusuar menjadi even nasional yang bertitel Menyuarakan Rasa Nasionalisme dari Bumi Lombok yang akan digelar Februari 2021 mendatang.

Pertemuan yang dikemas seperti sarasehan para tokoh untuk memperkuat program Lombok Mercusuar itu diakhiri dengan Deklarasi 'Masyarakat NTB Mengecam Segala Bentuk Tindak Kekerasan dan Terorisme' yang digelar di Taman Budaya Provinsi NTB.

Sedikitnya 50 tokoh budaya, adat, masyarakat dan agama dari Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Kota Mataram serta Lombok Barat dengan menggunakan pakaian adat serta duduk bersila menyampaikan sejumlah pendapat, aspirasi serta dukungannya terkait program Lombok Mercusuar.

Lalu Putria, Datu Siledendeng mengatakan bahwa ada tiga prinsip adat yang dipegang masyarakat di bumi Lombok yaitu adat hubungan manusia dengan Tuhan. Kedua, adat hubungan manusia dengan manusia dan ketiga adalah adat hubungan manusia dengan alam lingkungan.

"Semua (ketiga relasi adat itu) memgandung filosofi sehingga menumbuhkan harga diri rasa tahu diri dan rasa malu apabila mengambil yang bukan haknya. Bahkan meskipun tidak ada yang melihatnya," katanya dalam siaran pers yang diterima redaksi, Sabtu (2/1/2021).

Lebih jauh Ketua Laskar Sasak Lalu Taharuddin membenarkan bila pihaknya kembali memotori pertemuan para tokoh tersebut masih tetap dalam kerangka Lombok Mercusuar. Pertemuan itu membahas sebagai isu terkini termasuk kondisi bangsa.

"Para tokoh itu berdialog tentang nilai-nilai adat, budaya, dan rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Platform tradisi dan budaya sebagai basic menumbuhkan rasa nasionalisme yang pernah didengungkan awal Oktober 2020 di Pendopo Gubernur NTB itu sepertinya bisa menjadi solusi problem bangsa saat ini, sehingga LombokMercusuar InsyaAllah akan menjadi even berskala nasional," kata Lalu Taharuddin.

Seperti diketahui, Program Lombok Mercusuar dihadiri sedikitnya 150 tokoh budaya dan tokoh agama se- pulau Lombok yang merupakan ajang silaturahmi guna menyuarakan nasionalisme dari Bumi Lombok.

Lalu Taha menambahkan pihaknya bersama tokoh yang hadir di Taman Budaya ini mendukung penuh gerakan Lombok Mercusuar sebagai upaya mengembalikan jati diri bangsa yang mulai terkikis.

"Mudah-mudahan pemerintah daerah dan pusat jeli melihat ini. Adat budaya bukan sekedar tenteng keris dan pakaian, tapi di sini ada nilai persatuannya. Bila diperkuat akan menjadi daya tarik tersendiri bagi tamu dari luar. Ini tentunya akan menjadi daya tarik dalam perhelatan MotoGP. Wisatawan asing tidak hanya melihat MotoGP tetapi juga melihat tradisi Sasak," tegasnya.

Tokoh Adat Sasak, Raden Muhammad Rais mengatakan yang tinggal di Indonesia mesti mengikuti tradisi dan budaya leluhur.

Baca juga:
Laskar Sasak untuk Indonesia Terus Digelorakan

"Kita ini ibarat air di dalam bumbung, siapa saja yang melubangi itu maka semua akan kekringan. Jadi kita ini berkewajiban untuk menjaga NKRI, itu pesannya melalui silaturahmi ini,” tegasnya.

Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Provinsi NTB, Wahyudi Adi Siswanto mengatakan adat dan tradisi itu sangat diperlukan.

“Selama ini dilupakan bahwa adat ini bisa merekatkan (persatuan), bahkan melawan ideologi politik anti nasionalisme yang mulai berkembang. Melalui penyamaan persepsi dan tujuan dalam silaturahmi ini diharapkan dapat memperkuat rasa nasionalisme dari Bumi Lombok untuk Nasional,” kata Wahyudi.

Secara khusus Wahyudi mengingatkan akar budaya dan karakter Suku Sasak ini sangat luar biasa dalam menjaga tradisinya, sehingga Lombok Mercusuar yang belum lama ini digelar disetujui menjadi agenda nasional.

“Untuk itu, bila Lombok Mercusuar menjadi even nasional maka semua konflik yang ada di Bumi Lombok sudah semestinya bisa ditanggalkan," pesan alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember itu.

Ajang silaturahmi dengan balutan kental adat Sasak serta alunan musik khas Pulau Lombok yang diperdengarkan oleh para anggota Laskar Sasak itu mengambil tema utama Menyuarakan Nasionalisme dari Bumi Lombok

Baca juga:
Konservasi SDA di Gunung Rinjani Harus Libatkan Masyarakat Adat

Secara detail para tokoh yang berkomunikasi dengan sarasehan itu yaitu dari Lombok Utara dan Lombok Tengah terdiri atas Datu Artadi (Kedatuan Sokong Tanjung), Raden Suta Gde (Pujangga Dayan Gunung), Raden Prayoga Wangsa (Mangku Sokong Prawira), Lalu Muzhab (Kepala Pertanian & Pembibitan Provinsi sub.KLU), Lalu Kusnawan (DPD LS KLU), Lalu Abdurrahim (MAS), Raden H.Moh Rais (Mambalan), Raden Lanang (Mambalan).

Selanjutnya Lalu Suryatna, Lalu Husnul Yaqin (Mahaguru MPSSGI), Lalu Nasrulah (MPSSGI), Raden Agus Bakri Gondang, Lalu Musyfir (Loteng) H.Lalu Putrie (Siledendeng Ketara), Lalu Satria Wangsa (FSKN), Lalu Sofiyar Putrangga Muncar (Pasaka), Lalu Awaludin, Mangku Amak Bajang Nikrana Bayan, Mutawadi (Ketua koprasi KLI/ Sek LS KLU), Lalu Haerum Jayadi, Lalu M. Ali Sadikin (Pengambar), Dr. Abdurahman Sembahulun, TGH Ustadz Sanusi Gugur Mayang, Lalu Putrawan, Dirman (MPSSGI) dan TG Junaidi.

Perwakilan dari Lombok Timur terdiri atas Mamiq Jumedal, Lalu Mustiarep, Lalu Satriadi, Lalu Darman, Lalu Abdul Kadir, Mamiq Abdul, Lalu Jayak, Raden Sembalun, Lalu H. Ratmaja (Poltek Pariwisata, Dr Muh Yahyaddin MM, Lalu Ahmad, Moch. Sobri dan Moch. Renaldi

Perwakilan dari Kota Mataram dan Lombok Barat terdiri atas TGH. Lalu Sanusi ( Dasan Geria lobar), M. Sukron makmum (Gerung Lobar), Awan (Gerung Lobar), Marzuki (Gerung Lobar), M. Rizal hidayatulloh (Gerung Lobar), Misbah (Gerung Lobar), Mahsun Ababil (Gerung Lobar), Ustad Sulton (Pagesangan Mataram), Lalu Bayu Ginawiran (Mataram), Lalu Widrat Hadi (Mataram) dan M Jusnu (Mataram). (Humas Laskar Sasak).