Pixel Codejatimnow.com

UB Malang Catat 10 Kasus Baru dan 3 Kematian Akibat Covid-19

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Titan
Universitas Brawijaya (UB) Malang (Foto: Istimewa)
Universitas Brawijaya (UB) Malang (Foto: Istimewa)

jatimnow.com - Tim Monitoring Evaluasi Fasilitasi Implementasi Kampus Tangguh Universitas Brawijaya (UB) Malang mencatat, dalam seminggu terakhir tercatat 10 kasus baru dan 3 kematian akibat Covid-19.

"Laporan itu kami terima pada 3 Desember 2020. Jadi 75 itu bukan berasal dari akademika atau tenaga pendidik saja melainkan juga keluarga mereka. Sepekan memang peningkatannya cukup drastis, 10 kasus dengan 3 kematian," jelas Ketua Tim Monitoring Evaluasi Fasilitasi Implementasi Kampus Tangguh (Monevfas) UB, Unti Ludigdo, Minggu (6/12/2020).

Menurut Unti, angka kematian tersebut menambah catatan mencapai 12 kasus kematian sejak Covid-19 menyebar. Ketika ditanya ada berapa saat ini yang sudah sembuh, dirawat dan menjalani isolasi, Unti mengaku lupa datanya.

"Intinya bukan hanya akademika dan tenaga pendidik saja melainkan keluarga mereka juga kita tracking. Mayoritas sudah banyak yang sembuh," imbuh dia.

Unti juga menegaskan bila penularan itu berasal dari luar lingkungan kampus. Ekskalasi yang meningkat tajam sebegitu tinggi, sementara di dalam lingkungan kampus harus ada beberapa pekerjaan yang diselesaikan di akhir tahun.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Katanya, sepanjang Juli hingga awal Desember 2020, pihaknya mencatat 75 kasus.

"Seperti audit internal mutu, akrediatasi, kemudian penyelesaian laporan dan juga ada pemeriksaan. Itu yang kemudian menyebabkan ada interaksi di dalam kampus antara satu dengan yang lain. Hal yang dibawa dari luar karena intens dan beberapa tidak bisa menghindari kontak erat. Maka terjadilah penularan internal," tegasnya.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

Untuk menekan sebaran, lanjut Unti, satgas tidak hentinya menyampaikan peringatan berbagai aktivitas akademika. Pasalnya di dalam kampus bisa dipastikan aman, karena selalu ada penyemprotan disinfektan rutin, tempat cuci tangan setiap tempat, hand sanitiser dan lainnya.

"Kita juga melarang kegiatan apapun secara offline. Semua harus dilakukan melalui online atau daring," tandasnya.