Pixel Codejatimnow.com

Opini

Akankah Banteng Berdiri Tegar di Kandangnya?

Editor : Redaksi  
Singky Soewadji
Singky Soewadji

jatimnow.com - Pilwali Surabaya 2020. Dua dasawarsa PDI Perjuangan berjaya di Surabaya yang menjadi kandang banteng.

Pilkada kali ini akankah banteng berdiri tegar di kandangnya?

Tulisan saya sebelumnya, celeng di kandang banteng, Eri yang direkom PDI Perjuangan bukan kader banteng.

Seburuk apapun kualitas kader, masa sich tidak ada yang lebih baik dari Eri?

Ketua Umum Megawati pasti ingin mengakomodir Tri Rismaharini yang menjagokan Eri, berharap ektabilitas Risma di Surabaya akan bisa memenangkan Eri.

Surabaya adalah kandang Banteng, dua dasawarsa PDI Perjuangan berkiprah di Surabaya, tak tergoyahkan!

Tampilnya Tri Rismaharini sebagai kader karbitan, diharap bisa memenangkan kontestasi.

Namun, pamor Risma tidak sehebat yang diduga banyak orang, buktinya?

Pilgub Jatim kemarin, pasangan Gus Ipul - Puti kalah telak di Surabaya.

Kekalahan merata di semua kecamatan Kota Surabaya, kecuali Kecamatan Mulyorejo.

Puti Guntur Soekarno cucu Soekarno tampil sebagai cawagub, kalah di kandang banteng. Padahal saat pilgub PDI Perjuangan solid dan Risma all out berkampanye.

Harusnya, ini menjadi evaluasi DPP PDI Perjuangan, tapi Eri Cahyadi yang digadang Tri Rismaharini untuk tampil di Pilkada Surabaya sudah resmi berpasangan dengan Armudji.

Eri Cahyadi bukan kader PDI Perjuangan. Dengan menunjuk Eri sebagai cawali seakan kader PDI Perjuangan tidak kompeten, kalah dengan Eri.

Kalaupun harus memenuhi hasrat dan syahwat Risma menampilkan Eri, sebaiknya Eri sebagai wakil Armudji yang memang kader PDI-Perjuangan, bukan sebaliknya seperti sekarang.

Ini bisa dipastikan, walau tidak tampak karena takut, pasti banyak kader senior yang kecewa.

Beda dengan bila Armudji yang ditunjuk sebagai cawali dan Eri sebagai cawawali. Walau ada beberapa yang kecewa, tapi akan cepat cair karena Armudji adalah kader PDI Perjuangan.

Alasan ketiga, kali ini PDI Perjuangan single figther, delapan partai mendukung Machfud Arifin (rival Eri).

Di kubu Machfud Arifin ada pelangi, hijau, kuning, biru ditambah dukungan banyak pengusaha.

Belum lagi status Machfud Arifin yang mantan Kapolda Jatim, juga ketua tim pemenangan Jokowi - Ma’ruf Amin untuk Jatim.

Baca juga:
Pentingnya Growth Mindset bagi Humas

Dukungan dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa so pasti !

Satu hal yang mungkin luput dari perhitungan, berapa banyak ASN Pemkot Surabaya yang akan mendukung pilihan Risma?

Sepuluh tahun mereka bekerja di bawah tekanan, amukan bahkan makian, akankah mereka mendukung anak emasnya yang memiliki watak dan perilaku lebih dasyat dari mentornya?

I don’t think so!

Keluarga besar Polri rasanya sudah bisa di tebak mendukung siapa?

Mereka punya jiwa Korsa.

Kita bedah lebih dalam lagi, di Surabaya (baca PDIP) ada faksi, ada tokoh sentral, yaitu Saleh Ismail Mukadar, Whisnu Sakti Buana dan Bambang Dwi Hartono.

Saleh Mukadar tidak mungkin suka dengan Armudji, karena pernah dikhianati.

Bambang DH tidak mungkin akur dengan Risma, sementara Eri anak karbitan Risma.

Baca juga:
Blended Learning Stikosa-AWS, Misi Pendidikan Tinggi Berstandar Internasional

Apa lagi Whisnu yang jelas tahta dan singgasananya diserobot Eri, yang mana selama dua periode Whisnu tidak pernah diberi peluang tampil oleh Risma.

Dari analisa ini, rasanya kemenangan pasangan Eri - Armudji hanya ilusi!

Akankan mujizat terjadi?

Yang pasti, bisakah celeng memimpin di kandang banteng?

 

Singky Soewadji

Arek Suroboyo

 

*jatimnow.com tidak bertanggung jawab atas isi opini. Opini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis yang seperti diatur dalam UU ITE