Pixel Codejatimnow.com

Cerita Perjalanan Mbok Yem Turun dari Gunung Lawu

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Mbok Yem, penjual nasi pecel di puncak Gunung Lawu yang turun gunung
Mbok Yem, penjual nasi pecel di puncak Gunung Lawu yang turun gunung

jatimnow.com - Mbok Yem, pemilik warung di puncang Gunung Lawu turun gunung ke kampung kelahirannya Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Nama Mbok Yem sangat dikenal oleh para pendaki.

Nenek berusia 62 tahun itu sudah 35 tahun membuka warung pecel di puncak Gunung Lawu. Mbok Yem turun gunung lantaran cucu dari anak keduanya menikah.

"Cucu saya menikah mbak, makanya turun gunung. Biasanya saya turun gunung kalau ada perlu. Setahun sekali," ujar Mbok Yem saat ditemui di rumahnya, Sabtu (6/6/2020).

Mbok Yem mengaku hanya turun gunung satu tahun sekali saat momen lebaran Idul Fitri.

"Kalau dulu-dulu sepekan sebelum lebaran, sekarang sudah 20 hari. Saya juga tunaikan zakat dan berbagi rezeki dengan cucu," ungkapnya.

Ia bercerita, pernikahan cucunya itu berlangsung sederhana pada pukul 09.00 Wib, Jumat (5/6/2020).

Mbok Yem bersama cucunya yang menikahMbok Yem bersama cucunya yang menikah

Baca juga:
5 Lokasi Penukaran Uang di Magetan dan Pacitan, Tanpa Daftar Online!

"Ini cucu saya namanya Umami dari anak saya yang nomor dua," jelasnya.

Menurut Mbok Yem, pernikahan cucunya diselenggarakan sederhana dan hanya dihadiri keluarga dan sanak saudara serta tetangga dekat saja. Tak ada resepsi yang digelar sesuai anjuran pemerintah.

"Sederhana saja karena situasinya masih begini. Kalau ngasih tahu mau punya hajat, bakal ramai nanti," ucapnya.

Baca juga:
24 Warga Desa Dukuh Magetan Jalani Perawatan, Diduga Keracunan Gegara Hidangan Syukuran

Mbok Yem mengaku sementara waktu akan menikmati waktu bersama keluarganya di Desa Gonggang sembari menunggu wabah Virus Corona mereda. Dia akan kembali membuka warungnya setelah jalur ke Gunung Lawu dibuka kembali.

Meski diusianya yang menapak tua, Mbok Yem mengaku akan tetap menjalani profesinya sebagai penjual nasi pecel bagi para pendaki, selagi mampu mendaki.

"Sekarang kalau naik (mendaki) butuh waktu seminggu hilangin capeknya. Rencananya naik kalau Corona sudah reda dan jalur pendakian dibuka lagi," pungkasnya.