Pixel Codejatimnow.com

Ditanya Peluang Kembali Jadi Menteri, Mentan Amran: Tugas Kami Kerja

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : CF Glorian
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat meninjau pabrik gula PT RMI di Blitar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat meninjau pabrik gula PT RMI di Blitar

jatimnow.com - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman tak begitu banyak menanggapi pertanyaan wartawan soal peluang dirinya kembali diangkat sebagai menteri pada kabinet baru Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.

Ditanya awak media pada saat meninjau pabrik gula PT. Rejoso Manis Indo (RMI), di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Rabu (9/10/2019), Mentan Amran hanya mengatakan bila dirinya ingin fokus terhadap kinerja lembaganya.

"Kalau tugas kami yang penting kerja. Kalau ditanya lagi, tugas kami kerja, kerja, kerja," ungkap Mentan Amran.

Selama menjabat Menteri Pertanian, Amran mengaku Indonesia sudah berhasil menekan tradisi impor jagung dari Argentina dan Amerika. Bahkan ia juga pernah diundang oleh Presiden Argentina karena keberhasilan tersebut.

"Tahun 2014 awal Pemerintahan Bapak Jokowi, kita ekspor 3,6 juta ton senilai sepuluh triliun. Pada 2018, kita sudah ekspor 380 ribu ton dan impor 100 ribu ton jagung. Berarti surplus kan? Hebat nggak Indonesia? Menyetop impor 3,6 juta ton jagung dari Argentina dan Amerika," paparnya.

Baca juga:
Mentan Minta Pompanisasi Dilakukan Maksimal di Bojonegoro, Untuk Apa?

Mentan Amran menambahkan, keberhasilan Indonesia menyetop impor jagung menjadi pertanyaan pemerintah Argentina. Bahkan Wakil Presiden Argentina juga sempat berkunjung ke Kantor Kementan terkait keberhasilan Indonesia menghentikan impor jagung tersebut.

"Kami katakan, rahasianya apa? Rahasianya kami ubah regulasi seperti arahan Bapak Presiden. Tahu petani kita? Kuburanpun ditanami jagung," ungkap Mentan Amran.

Baca juga:
Dampingi Mentan di Tuban, Gubernur Khofifah Ajak Wujudkan Kedaulatan Pangan Indonesia

Amran juga bercerita, selama menjabat sebagai Menteri Pertanian, ia sering mengalami insiden dilematis terkait jagung. Ketika harga jagung tinggi, ia sering didemo oleh para peternak. Di lain sisi, saat harga jagung rendah, giliran para petani yang mengeluh.

"Jadi Menteri Pertanian itu harus menelan pil sabar. Harga naik dimarah, harga tinggi dimarah. Harus sabar," tutupnya.