Pixel Codejatimnow.com

Pembangunan Gedung SMP IT Qurota Ayun di Ponorogo Ditolak Warga

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Sejumlah warga demo tolak pembangunan Gedung SMP IT Qurota Ayun di Ponorogo
Sejumlah warga demo tolak pembangunan Gedung SMP IT Qurota Ayun di Ponorogo

jatimnow.com - Sejumlah warga Durisawo, Kelurahan Nologaten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo menggelar aksi menolak pendirian gedung Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Qurota Ayun, Selasa (13/8/2019). Mereka menghentikan peletakkan batu pertama bangunan tersebut.

Pantauan di lapangan, para warga mendatangi lokasi peletakkan batu pertama pembangunan gedung SMP IT Qurota Ayun tersebut dengan membawa beberapa poster penolakan.

Koordinator aksi, Agus Budiarto mengatakan, warga sudah mengeluh terkait sekolah dari Yayasan Qurota Ayun. Ia menyebut, awalnya yayasan itu hanya mendirikan SD, tapi sekolah itu justru memberikan dampak kemacetan dan lainnya.

"Makin lama makin ramai dan makin macet, malah ini mau mendirikan gedung lagi. Mereka tiba-tiba mendirikan gedung dan tidak ada pemberitahun ke masyarakat," ungkap Agus.

Menurut Agus, saat ini di Lingkungan Durisawo sudah ada beberapa sekolah dengan posisi saling berdekatan.

Mediasi dilakukan antara warga yang menolak dan yayasan pendiri SMP IT di PonorogoMediasi dilakukan antara warga yang menolak dan yayasan pendiri SMP IT di Ponorogo

"Warga asli sini seperti tersingkir, tidak mempunyai tempat di Lingkungan Durisawo," tambahnya.

Baca juga:
Seniman Pecut Desak Kejaksaan Selidiki Dugaan Penyelewengan Jasmas Kota Kediri

Tidak hanya itu, lanjut Agus, pendirian bangunan SMP IT Qurota Ayun tanpa izin terlebih dahulu kepada warga sekitar. Hal itu yang menjadi salah satu pemiciu warga melakukan penolakan.

"Tidak ada sekolah baru di sekitar Durisawo lagi. Kami menolak keras," tegasnya.

Sementara, Kepala SMP IT Qurota Ayun, Arif Yeni Farianto mengaku bahwa legalitas pendirian sudah selesai tahun 2012. Ia juga memastikan bahwa pendirian bangunan ini bukan bangunan baru.

Baca juga:
Buruh Putar Balik Usai Cekcok dengan Kasat Lantas Polrestabes Surabaya

"Kami kan bukan mendirikan SMP baru ya. Kita kan sebelumnya satu lingkungan dengan SD. Alhamdulillah perkembangan baik, posisi kelas terbatas. Ketika yayasan ada amanah, di sini kita berencana memang pengembangan ke sini," bebernya.

Perihal izin, Arif menyebut bila dirinya tidak bisa berbuat banyak, lantaran izin merupakan domain dari yayasan bagian pembangunan.

"Saya fikir ini masih perlu didiskusikan lagi. Yayasan kami kan belum lengkap. Kami sampaikan ke yayasan untuk diskusi," pungkasnya.