Pixel Codejatimnow.com

Dua Hari Sebelum Wafat, Mbah Moen: Tahun 1440 H Itu Ganti Ulama

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Kiai Haji Maimoen "Mbah Moen" Zubair
Kiai Haji Maimoen "Mbah Moen" Zubair

jatimnow.com - Ulama kharismatik Kiai Haji Maimoen "Mbah Moen" Zubair wafat di Mekkah, Arab Saudi. Sebelum wafat, bisa jadi semacam firasat atau pertanda bahwa Mbah Moen mengatakan di Indonesia pada tahun 1440 Hijriyah adalah waktunya Ganti Ulama.

Ketua Lajnah Bantuan Hukum Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Muktabarah an-Nahdliyah (Jatman) Jawa Timur, Gus Ipud bersama Kapolres Jombang, Jawa Timur AKBP Fadli Widyanto sowan ke Mbah Moen di kamar 14 lantai 19 Hotel Darul Aiman, Mekkah, Arab Saudi, pada minggu atau dua hari sebelum Mbah Moen wafat.

"Alhamdulillah, saya bersama Pak Fadli bisa bersilaturrahmi dengan beliau," ujar Gus Ipud kepada jatimnow.com, Selasa (6/8/2019).

Pertemuan yang ringan dan diselingi guyon itu berlangsung cukup lama sekitar 1 jam. Bahkan, Gus Ipud dan Kapolres Jombang itu diajak makan bersama dengan Mbah Moen makan nasi kebuli.

"Beliau banyak bercerita terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia, perjuangan para ulama. Pilar utama bangsa Indonesia itu bagaimana bersatunya nasionalis dan agamis. Dan ini terus dilestarikan untuk kekokohan negara kesatuan Republik Indonesia," ujar Gus Ipud.

Dalam perbincangan itu, ulama besar Mbah Moen banyak memberikan wejangan. Salah satu poinnya adalah tentang periodesasi ulama besar setiap seratus tahun.

"Tahun 1440 Hijriyah itu akan ada pergantian ulama. Karena setiap 100 tahun ada pergantian ulama. Dan tiba waktunya 1440 H itu ganti ulama. Insya Allah akan muncul ulama besar setelah saya," tutur Gus Ipud menirukan ucapan Mbah Moen.

Apakah Mbah Moen menyebutkan siapa ulama besar yang akan menggantikannya?

"Beliau tidak menyebutkan," tuturnya.

Setelah acara silaturrahmi yang berlangsung sekitar satu jam itu, Kapolres Jombang dan Gus Ipud berpamitan pulang.

Baca juga:
Ribuan Jemaah Hadiri Pemakaman Mbah Moen di Ma'la Mekkah

Di situ, ada momen yang membuat Gus Ipud dan Kapolres Jombang menangis. Keduanya mempunyai firasat bahwa Mbah Moen tidak lama lagi akan dipanggil Allah SWT.

"Saya menangis, karena beliau berpamitan. Beliau minta didoakan khusnul khatimah. Saya gandoli, Mbah mbok jangan pergi dulu. Beliau hanya senyum saja," ujar AKBP Fadli Widyanto.

Kapolres Jombang itu meminta kembali ulama besar Mbah Moen untuk tidak meninggalkan Indonesia terlebih dahulu, karena negara kesatuan Republik Indonesia masih membutuhkan Mbah Moen.

"Beliau minta didoakan husnul khatimah," tutur Fadli.

Saat sungkem, Mbah Moen juga menyampaikan bahwa tidak ada negara yang banyak ulama seperti di Arab.

Baca juga:
Mbah Moen Wafat, Polda Jatim Gelar Salat Gaib dan Tahlil

"Nggak ada bangsa yang kayak Arab, kecuali Indonesia," tuturnya.

Meski menjadi ulama besar dan kharismatik, Mbah Moen tidak canggung dan malah meminta didoakan oleh Gus Ipud, yang nota bene gus muda itu, agar dapat husnul khatimah.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat ke ulama kharismatik, Gus Ipud akhirnya mendoakan yang terbaik untuk Mbah Moen. Mbah Moen pun mengamininya.

"Saya nggak kuat menahan tangis, ketika beliau minta didoakan husnul khatimah," tutur Ipud.