Pixel Codejatimnow.com

Tradisi Tumpeng Sewu di Banyuwangi, Bupati Anas: Lestarinya Budaya

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Bupati Anas di Festival Tumpeng Sewu
Bupati Anas di Festival Tumpeng Sewu

jatimnow.com - Masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi menggelar Tumpeng Sewu yang digelar setiap memasuki bulan Dzulhijjah, atau yang biasa disebut dengan bulan haji, Minggu (4/8) malam.

Sekitar seribu tumpeng disajikan warga di jalanan halaman depan rumah untuk dimakan beramai-ramai. Ribuan orang tumplek blek memadati jalan utama desa adat Kemiren.

Para tamu pengunjung memasuki jalanan desa sambil berjalan kaki untuk menghormati ritual tersebut. Mereka yang melintasi jalan, disapa warga setempat untuk diajak menikmati tumpeng yang mereka suguhkan.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas yang hadir dalam Tumpeng Sewu mengatakan pihaknya bersyukur tradisi dan budaya terus tumbuh dan berkembang.

"Inilah kekayaan festival kita, yang banyak berakar dari tradisi warga yang telah dijalankan turun temurun. Jadi, festival di Banyuwangi bukan hanya untuk wisatawan, tetapi juga untuk menopang pelestarian budaya," katanya.

Ia menambahkan, lewat Festival Tumpeng Sewu kali ini, masyarakat bertemu, berkumpul, dan bersilaturahmi.

"Semua warga, termasuk anak-anak muda berkumpul dan bergotong royong mengemas acara ini, sehingga warga menjadi guyub. Ini menjadi modal penting untuk terus membangun daerah," ujarnya.

Baca juga:
International Tour de Banyuwangi Ijen Digelar Kembali, Catat Tanggalnya!

Tumpeng Sewu merupakan tradisi adat warga Desa Kemiren. Sebelum makan tumpeng sewu warga berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana, dan sumber penyakit karena ritual tumpeng sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala. Usai doa yang yang dibacakan sesepuh dari masjid di desa setempat, masyarakat mulai makan tumpeng bersama.

Tradisi ini menjadi salah satu atraksi yang dinanti wisatawan. Mereka ingin melihat dari dekat bagaimana warga Kemiren ramai-ramai menggelar kenduri masal di pinggir jalan desa.

"Penasaran saja bagaimana selametan desa digelar di pinggir jalan. Semua warga keluar menghidangkan makanan sambil menyapa tamu untuk menikmati kulinernya, pecel pitik. Tradisinya dapat banget," ujar Niken Saras, wisatawan asal Semarang yang sedang berlibur di Banyuwangi.

Baca juga:
Menengok Kampung Jamur di Banyuwangi, Raup Omzet Rp360 Juta Per Bulan

Terlihat sejumlah wisatawan asing juga ikut menikmati tradisi Tumpeng Sewu ini. Mereka berbaur dengan warga menikmati Pecel Pitik.