Pixel Codejatimnow.com

Adi Sutarwijono Bicara Pilwali Surabaya, PDIP Hingga PR Penerus Risma

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Budi Sugiharto
Adi Sutarwijono bersama Wakil Wali Kota  Surabaya, Whisnu Sakti Buana
Adi Sutarwijono bersama Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana

jatimnow.com - Belasan nama meramaikan bursa bakal calon penerus Tri Rismaharini memimpin Kota Surabaya.

Nama-nama yang bermunculan itu nantinya akan rontok terseleksi alam. Demikian prediksi Adi Sutarwijono yang ditunjuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memimpin partai berlambang banteng moncong putih Surabaya dalam wawancara tertulisnya dengan jatimnow.com, Jumat (26/7/2019).

Mantan wartawan yang posisinya sekarang menggantikan Whisnu Sakti Buana itu juga bicara persoalan di Kota Pahlawan yang harus mendapatkan perhatian siapapun wali kota mendatang.

Berikut wawancara lengkapnya:

Selamat sebelumnya, telah dilantik sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya

Terima kasih. Mohon doa dan restu semuanya

Apa langkah awal menata partai sebagai ketua DPC?

Konsolidasi organisasi. Kawan-kawan pengurus DPC sudah membangun komunikasi dengan kawan-kawan PAC-PAC. Dan, syukur, sejauh ini hasilnya baik

Agenda terdekat adalah pelaksanaan Pilwali Surabaya, di mata Anda, figur yang diperlukan Surabaya untuk meneruskan Bu Risma seperti apa?

Belajar dari Pak Bambang DH (mantan wali kota Surabaya) dan Bu Risma, keduanya figur yang punya akar kuat di masyarakat Surabaya. Leadership juga harus kuat. Serta, mampu menjaga Surabaya sebagai 'rumah bersama' yang nyaman bagi siapa pun

Apa yang masih perlu mendapatkan perhatian khusus di Kota Surabaya?

Wali Kota Surabaya ke depan harus memberi perhatian pada masalah sumber daya manusia dan penguatan ekonomi rakyat. Selain itu juga pengembangan infrastruktur kota. Kebutuhan dasar rakyat juga harus tetap mendapatkan prioritas

Bagaimana dengan isu pengangguran, masih tinggikah di Surabaya?

PDI Perjuangan menaruh perhatian besar atas isu ini. Setiap kali kami turun ke masyarakat, yang membuat kami 'mati gaya' ketika warga bertanya cara mendapatkan kerja.

Beda ketika menyangkut soal pendidikan dan kesehatan, di mana masyarakat merasakan langsung impact kebijakan Pemkot Surabaya.

Pertumbuhan ekonomi Surabaya tinggi. Logisnya, kesempatan kerja terbuka lebar. Namun, kami sering menemui, yang menikmati adalah pekerja-pekerja urban dari luar kota

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Apa yang harus dilakukan Pemkot Surabaya untuk mengatasi pengangguran?

PDI Perjuangan meminta Pemkot Surabaya memberi perhatian besar atas isu penyerapan kesempatan kerja. Itu bisa dimulai dengan peningkatan anggaran dari APBD untuk urusan tenaga kerja.

Mestinya, target yang harus dipatok: setiap minggu atau bulan, berapa orang warga Surabaya yang menganggur, yang bisa dientas untuk bisa bekerja.

Setiap tahun anak-anak SMA/SMK lulus. Banyak yang menganggur dari mereka. Dan, fakta itu berlangsung setiap tahun. Pemkot Surabaya patut menyusun skema kebijakan yang 'nendang betul' di masyarakat

Sekarang banyak nama yang meramaikan bursa calon, fenomena apa?

Ya pasti, karena Surabaya kota seksi. Kota cantik yang sedang tumbuh, pasti banyak yang pingin memimpin. Tapi keinginan saja tidak cukup. Butuh daya juang tinggi. Nanti pasti akan terseleksi oleh alam dengan sendirinya

Sejumlah nama birokat juga muncul, ada nama Kepala Bappeko Eri Cahyadi dan Sekkota Hendro Gunawan. Bagaimana dengan isu bahwa siapapun cawalinya nanti wakilnya dari birokrat?

Kan masih isu. Benarnya kan kita tidak tahu. Karena Pak Hendro dan Pak Eri sampai hari ini belum menyatakan mau maju. Keduanya masih berniat mengabdi di birokrasi pemerintahan.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Tapi Bu Risma berhasil mengkader jajaran di bawahnya. Ini sama persis dengan era Pak Bambang DH, ketika Pilkada 2010, ada sejumlah birokrat yang maju. Waktu itu ada Pak Sutadi (Asisten 1), Ali Sjahbana (mantan Sekkota) dan Ibu Tri Rismaharini (Kepala Bappeko)

Sebagai partai terbesar perolehan kursi di parlemen, PDIP akan mengusung calon internal (kader) atau luar (non kader) di Pilwali Surabaya tahun 2020?

Itu domain DPP PDI Perjuangan untuk menjawab. Tugas kami di Kota Surabaya hanya menjalankan keputusan dari DPP Partai

PDIP sudah mengantongi nama bakal calon?

PDI Perjuangan Kota Surabaya sudah cukup lama menyiapkan Mas Whisnu Sakti Buana, yang sekarang Wakil Walikota Surabaya.

Dalam Rapat Kerja Cabang 27 Juni 2019, Mas Whisnu juga dikukuhkan sebagai Calon Walikota yang diusulkan ke DPP Partai.

Kemudian ada juga Pak Armuji (Ketua DPRD Surabaya), yang kemarin menyatakan kesiapan untuk maju dalam Pilwali Surabaya.

Tapi sekali lagi, urusan rekomendasi Cawali-Cawawali adalah domain kewenangan DPP PDI Perjuangan