Pixel Codejatimnow.com

Cerita di Balik Dua Nama Jalan Baru Ponorogo

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
HOS Cokroaminoto jadi nama jalan di Ponorogo
HOS Cokroaminoto jadi nama jalan di Ponorogo

jatimnow.com - HOS Cokroaminoto dan KH Hasyim Asyari resmi diabadikan menjadi nama jalan di Kabupaten Ponorogo. Bukan tanpa alasan menyematkan dua pahlawan nasional itu menjadi nama jalan. Sebab kedua tokoh itu memiliki histori di Kota Reog.

Dari penelusuran jatimnow.com, HOS Cokroaminoto bernama asli Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Ia disebut lahir di Ponorogo pada 16 Agustus 1883 silam. Sejak kecil, ia akrab dipanggil Oemar Said. Ia juga dikenal sebagai guru Soekarno, Presiden Indonesia pertama.

Cerita lain menyebut, Cokroaminoto merupakan keturunan ulama besar yang menyebarkan agama Islam di Bumi Reog, yaitu Kiai Ageng Muhammad Besari, pendiri Masjid Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.

Selain itu, Cokroaminoto juga merupakan cucu dari RMAA Tjokronegoro II, Bupati Ponorogo Kota Tengah. Tidak heran bila kemudian Cokroaminoto dikenal sebagai Raja Jawa Tanpa Mahkota dan ditakuti penjajah. Jiwa kesalehan diwarisi langsung dari keturunan ulama besar. Sementara kecerdasan dalam birokrasi pemerintah diwarisi dari kakeknya yang merupakan seorang bupati.

"Memang masih ada keturunan dengan Tegalsari. Tetapi jika kelahirannya tidak ada informasi soal itu di buku silsilah keluarga," kata Ketua Yayasan Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, Kunto Pramono, Minggu (15/7/2019).

KH Hasyim Asyari jadi nama jalan di PonorogoKH Hasyim Asyari jadi nama jalan di Ponorogo

Kunto menjelaskan, Kiai Ageng Muhammad Besari memiliki 9 anak. Putra ketujuh bernama Muhammad Ilyas dan memiliki anak bernama Kiai Kanjeng Hasan Besari yang sekaligus menantu Keraton Surakarta.

Dari perkawinan dengan Raden Ayu Cokrowinoto, istri kelimanya, lahir 6 anak. Anak keempat adalah RMAA Tjokronegoro I, yang merupakan Bupati Ponorogo Pertama Kota Tengah atau yang juga disebut sebagai Raden Mas Lancur. Tjrokronegoro I ini memiliki empat istri. Dari istri pertama lahir 9 anak. Putra ke empat bernama RM Tjokronegoro II, Bupati Ponorogo Kedua Kota Tengah.

"RM Tjokronegoro II memiliki putra yang kemudian melahirkan HOS Cokroaminoto," ungkap Kunto.

Baca juga:
Kilas Berita Hot: Kebakaran hingga Nama Jalan di Surabaya Akan Berubah

Namun, Kunto mengaku belum mengetahui secara pasti nama bapak dari Cokroaminoto tersebut. Meskipun dalam banyak literatur disebutkan bapak Cokroaminoto adalah Tjokroamiseno. Namun Kunto memiliki data valid yang membuktikan bahwa Tjokroamiseno bukanlah bapak Cokroaminoto.

Kunto mengungkapkan, Tjokroamiseno merupakan putra dari RMAA Tjokronegoro I hasil perkawinan dengan istri kedua. Dengan kata lain Tjokroamiseno merupakan saudara beda ibu dengan RM Trjokronegoro II, kakek Cokroaminoto.

Masih kata Kunto, Cokroaminoto pernah belajar agama di Tegalsari. Setelah mundur dari pekerjaannya menjadi birokrat kolonial, Cokroaminoto bersama RA Soeharsikin, istrinya yang merupakan putri keluarga priyayi RM Mangoensoemo, yang saat itu wakil Bupati Ponorogo, kemudian bertolak ke Madiun untuk mengunjungi sejumlah pondok pesantren.

Sementara, KH Hasyim Ashari dikenal menjadi tokoh yang menentukan arah kiblat salah satu masjid Nahdlatul Ulama (NU) bersejarah di Ponorogo.

KH Hasyim Ashari memiliki jejak peninggalan di Bumi Reog. Salah satunya ulama besar itu bersama Mbah Kiai Wahab turun tangan langsung menentukan arah kiblat Masjid Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan 12 April 1931 silam di Ponorogo.

Baca juga:
9 Nama Jalan di Surabaya Akan Berubah, Bagaimana Administrasi Warga?

Selain itu, ulama pesantren yang sering disebut Hadratus Syeikh atau maha guru itu juga meresmikan langsung masjid yang saat itu juga menjadi sentral pendidikan agama di daerah setempat. Ia juga membacakan doa untuk peresmian masjid yang menjadi kebanggaan bagi warga NU itu.

"Arah kiblat dan pembacaan doa saat peresmian langsung dari Mbah Hasyim Ashari," ujar Ketua PCNU Ponorogo, Fatchul Aziz,

Menurut Aziz, KH Hasyim Asyari juga satu guru dengan Mbah Kiai Ibrahim, pendiri PCNU Ponorogo. Karena itu, PCNU Ponorogo oleh Mbah Hasyim ditunjuk sebagai PCNU ketujuh nasional.

"Itu yang menunjuk juga langsung Mbah Hasyim," tambahnya.