Pixel Codejatimnow.com

Gunungan Ketupat Setinggi 3 Meter Diarak Warga Durenan Trenggalek

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Bramanta Pamungkas
Gunungan ketupat setinggi 3 meter diarak dalam tradisi kupatan di Kecamatan Durenan, Trenggalek
Gunungan ketupat setinggi 3 meter diarak dalam tradisi kupatan di Kecamatan Durenan, Trenggalek

jatimnow.com - Ribuan warga di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek menggelar tradisi kupatan yang digelar setiap tahun pada hari ketujuh setelah perayaan lebaran.

Selain menyajika ketupat di rumah masing-masing dan bisa dinikmati siapa saja yang berkunjung, warga juga membuat gunungan ketupat menyerupai tumpeng setinggi 3 meter. Gunungan ketupat itu kemudian diarak mengelilingi jalan yang ditentukan menuju lapangan setempat.

Ribuan ketupat pada gunungan itu kemudian disantap atau dimakan ramai-ramai oleh warga setelah mereka menggelar doa bersama. Tradisi kupatan di Trenggalek ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Ulum, KH Fatah Muin menjelaskan, tradisi ini berawal dari keluarganya dan sudah berlangsung selama ratusan tahun. Keluarga ponpes biasanya melakukan puasa selama 6 hari setelah lebaran.

"Setelah puasa selama enam hari, kami merayakannya dengan makan ketupat," ujar Kiai Fatah, Rabu (12/06/2019).

Baca juga:
Video: Ratusan warga meriahkan Tradisi Kupatan Massal di Durenan Trenggalek

Masyarakat setempat kemudian mengikuti tradisi berpuasa tersebut dan ikut merayakan hari ketujuh lebaran dengan memakan ketupat. Tradisi tersebut sudah menjadi ikon budaya di Kecamatan Durenan dan mulai banyak dicontoh kecamatan lain.

"Masyarakat mulai mengikuti tradisi ini dan merayakan lebarannya pada hari ke tujuh Bulan Syawal," tambahnya.

Baca juga:
Serunya Tradisi Kupatan di Gunung Menjuluk Lamongan, Bisa sambil Petik Melon

Tradisi ini juga menarik perhatian banyak pengunjung dari luar kota, Susanti salah satunya. Warga asal Tulungagung ini mengaku sengaja datang untuk merasakan semaraknya tradisi tersebut. Di setiap rumah yang mereka singgahi mereka harus menikmati sajian ketupat.

"Kalau tidak (menikmati sajian ketupat), bisa dimarahi tuan rumah. Keliling ke dua rumah saja, sudah kenyang," ungkapnya.