Pixel Codejatimnow.com

Kisah Kepala Stasiun 10 Tahun Tak Rayakan Lebaran Bersama Keluarga

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Avirista Midaada
Kepala Stasiun Malang Kota Baru, Radne Anyarso Tulad.
Kepala Stasiun Malang Kota Baru, Radne Anyarso Tulad.

jatimnow.com - Di tengah kesibukan arus mudik di Stasiun Malang Kota Baru, ada seseorang yang turut berperan serta mengatur kelancaran, dialah Kepala Stasiun Malang Kota Baru, Radne Anyarso Tulad.

Pria kelahiran Solo 41 tahun ini dipastikan kembali tak dapat menikmati lebaran idul fitri bersama keluarga tahun ini demi melayani ribuan pemudik.

Sudah sejak tahun 2009 lalu, Radne tak bisa menikmati suasana lebaran bersama keluarga di kampung halamannya.

"Sudah lama terakhir kali bisa berlebaran dengan keluarga itu tahun 2008 lalu," ungkap Radne saat ditemui jatimnow.com di Stasiun Malang Kota Baru, Selasa (4/6/2019).

Sebagai kepala stasiun, Radne merasa bertanggungjawab penuh memegang kendali operasional stasiun mulai dari pengaturan penumpang dan staf, hingga memastikan segala fasilitas sarana prasarana stasiun memadai.

Hal inilah yang membuat dirinya tak bisa meninggalkan stasiun sejak dua minggu sebelum lebaran idul fitri.

"Memang untuk pelaksana hingga direksi tidak dapat libur saat mendekati lebaran. Jadi harus masuk itu mulai tanggal 26 Mei sampai 16 Juni, tidak boleh libur," tandasnya.

Ia menceritakan awal mula tak bisa mudik ke kampung halaman mendapat protes dari sang anak.

"Ya ditanya sama anak saya yang masih kecil. Kok bapak ndak pulang, kok bapak ndak libur?" ceritanya menirukan sang anak.

Namun lambat laun sang anak dan keluarganya sudah menerima resiko pekerjaan yang dijalaninya.

Baca juga:
ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran

"Rasanya awal–awal memang berat, anak juga sering protes, tapi lama – lama akhirnya keluarga memahami dan tahu juga," lanjutnya.

Bahkan, anak Radne mengaku tidak ingin meneruskan pekerjaan sang ayah lantaran tak bisa menikmati lebaran bersama keluarga.

"Ya katanya anak saya tidak mau meneruskan pekerjaan bapaknya jadi kepala stasiun," kisah pria 41 tahun ini.

Kini pria yang mengawali bekerja di PT KAI sejak tahun 1997 sudah ikhlas bila setiap lebaran harus melayani penumpang dan melewatkan waktu bersama keluarga.

Baca juga:
IPC TPK Melepas Keberangkatan Peserta Mudik bersama BUMN Pelindo

"Kalau kita merasa berat nanti akan beresiko menderita sendiri. Ini anggap sebagai kebahagiaan tersendiri bisa melayani dan mengayomi masyarakat yang hendak mudik bertemu keluarga," terangnya.

Menyiasati kerinduan terhadap keluarga, pria dengan 3 orang anak ini biasanya mengambil cuti liburan 2 minggu sebelum lebaran tiba.

"Kemarin sih sebelum tanggal 26 Mei sudah cuti dan pulang ke Solo, tapi cuma dapat jatah 2 hari saja. Ya disyukuri saja mas," ungkapnya.

Kini Radne harus fokus melayani puluhan ribu pemudik yang tiba dan berangkat dari Stasiun Malang Kota Baru.