Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

WS Diduetkan Armudji, Menguntungkan PDIP?

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Pakar Komunikasi Politik Unair, Suko Widodo
Pakar Komunikasi Politik Unair, Suko Widodo

jatimnow.com - Pilihan Armudji mendampingi Ketua PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana untuk maju pada kontestasi Pilwali Surabaya 2020 disebut akan menutup kekuatan dukungan atau koalisi dari partai lain. Hal ini disampaikan oleh Pakar Komunikasi Politik Unair, Suko Widodo.

"Saran saya, walaupun PDIP bisa maju sendiri seharusnya mau mengambil kekuatan dari unsur lain, contohnya dari kalangan NU, bisa Muhammadiyah, akademisi, pengusaha dan birokrat. Surabaya ini memiliki kekuatan lain yang bagus-bagus," kata Suko, Senin (13/5/2019).

Suko menyebut dalam kontestasi Pilwali atau pemilihan kepala daerah berbeda dengan pemilhan umum maupun legislatif. Menurut Suko, pemilih cenderung melihat calon yang maju, bukan partai pengusung.

Baca juga: Armudji Pilih Ingin Duet Bareng Whisnu Sakti di Pilwali Surabaya 2020

"Yang menjadi catatan adalah perolehan suara parpol itu tidak selalu bersejajar dengan Pilkada atau Pilwali. Karena calon pemilih itu memandang objek personal baik cawali maupun wawalinya," imbuh Suko.

Suko Widodo menyarakan kepada PDIP agar mampu mengambil keputusan untuk mengandeng tokoh-tokoh kuat yang masuk di dalam radar pencalonan Pilwali 2020.

Baca juga:
Rumor Gus Muhdlor Masuk Gerindra Jatim Mencuat, Begini Kata Sadad

Sejumlah nama yang dimaksud Suko Widodo diantaranya Plt Bupati Trenggalek M Nur Arifin, Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf Amin di Jatim, Irjen Pol (Pur) Machfud Arifin, Fandi Utomo, Menantu Soekarwo, Bayu Airlangga, KH Zahrul Azhar As’ad atau akrab dipanggil Gus Hans dan Kepala Bappeko Eri Cahyadi.

Jika tetap mengusung paket kader sendiri, lanjut Suko, PDIP harus cermat mengukur kekuatan lawan agar tidak kehilangan kursi wali kota yang saat ini tengah dikuasai.

"PDIP harus siap untuk untuk menimbang kekuatan lawan," jelasnya.

Baca juga:
Pencitraan Caleg: Tak Boleh Salah, Tapi Boleh Bohong

Dengan 15 kursi parlemen yang didapat pada pemilu 2019 ini, PDIP dapat mengusung Cawali dan Cawawali sendiri.

Bukan kali pertama PDIP mengusung calon sendiri. Pada 2010 pasangan Risma-Bambang juga diusung oleh PDIP sendiri dengan partai lain sebagai pendukung. Risma-Bambang tampil tampil sebagai pemenang saat itu.