Pixel Codejatimnow.com

Napak Tilas Puputan Bayu, Cara Banyuwangi Peringati Hari Jadi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melepas peserta Napak Tilas Puputan Bayu
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melepas peserta Napak Tilas Puputan Bayu

jatimnow.com - Peristiwa Puputan Bayu menjadi awal berdirinya Kabupaten Banyuwangi. Mengenang peristiwa tahun 1771-1772 tersebut, ratusan warga mengikuti Napak Tilas Puputan Bayu di Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Minggu (16/12/2018).

Ratusan warga ini berjalan dengan mengikuti jejak para pahlawan. Diantara ratusan warga, nampak hadir Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan jajaran SKPD. Anas berbaur dengan warga dengan berjalan hingga Wana Wisata Rowo Bayu.

Anas mengajak masyarakat untuk memaknai napak tilas Puputan Bayu sebagai spirit bagi warga Banyuwangi untuk memperjuangkan kemajuan Banyuwangi di masa depan. "Dulu para pahlawan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, kini tugas kita yaitu memperjuangkan kemajuan Banyuwangi," ungkapnya.

Napak tilas itu, tambah Anas, ibarat penghubung antara masa lalu, masa kini dan masa depan. "Jangan lupakan sejarah. Hal-hal di masa lalu yang bagus, terus kita kembangkan. Program masa lalu yang bagus ditambah dengan program inovasi di masa kini, akan membuat Banyuwangi berkembang menjadi lebih baik," sambungnya.

Menurut Anas, tahun 2018 juga menjadi tahun yang sangat spesial. bagi Banyuwangi setelah ditetapkannya sebagai Kabupaten Paling Inovatif di Indonesia. Salah satu hadiahnya yaitu penerbangan Internasional Kuala Lumpur-Banyuwangi.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

"Masih banyak pula prestasi lain yang berhasil Banyuwangi sejak awal tahun kemarin. Untuk itu, napak tilas ini harus kita jadikan momen untuk terus berkarya bagi Banyuwangi," pinta Anas.

Sementara itu, Rowo Bayu sebagai tempat napak tilas dipilih karena pada tahun 1771 hingga 1772, tempat itu menjadi saksi bisu kegigihan rakyat Blambangan yang dipimpin Pangeran Rempeg Jogopati, Patih Jaga Lara, Sayu Wiwit mempertahankan tanah airnya dari gempuran penjajah.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

Bangsa Belanda meyakini perang ini sebagai perang yang paling kejam dan meminta banyak korban jiwa. Rangkaian perjuangan itulah yang kemudian menjadi momentum lahirnya Kabupaten Banyuwangi, tepatnya pada 18 Desember 1771.

Berdasarkan cerita tersebut, DPRD Banyuwangi pada sidangnya tanggal 9 Mei 1995 secara aklamasi menetapkan 18 Desember sebagai hari jadi Banyuwangi.