Pixel Codejatimnow.com

Krisis Air Bersih di Jatim, Dinkes: Waspadai Penyakit Ispa dan Diare

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur Dr dr Kohar Hari Santoso
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur Dr dr Kohar Hari Santoso

jatimnow.com — Mewaspadai datangnya penyakit saat musim kemarau, wajib dilakukan. Apalagi, jika penyakit tersebut selalu menyertai disaat pergantian musim.

Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur Dr dr Kohar Hari Santoso, Selasa (18/9/2018). Ia menyatakan, ada beberapa penyakit yang perlu diwaspadai diantaranya infeksi saluran pernapasan akut (Ispa) dan diare.

Antisipasi yang diterapkan Dinkes untuk mewaspai musim kemarau tahu 2018, yakni dengan cara melakukan himbauan dan memenuhi pasokan kebutuhan obat di dinas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas.

Menurut Kohar, supaya terhindar dari penyakit yang kerapkali menjangkiti seseorang saat kekeringan melanda itu, masyarakat harus menjalani gaya hidup sehat dan tidak menggunakan air sembarangan maupun air sungai yang tampak keruh.

Kewaspadaan yang diungkapkan Dinkes Jatim itu terkait, fenomena ratusan atau sekitar 140 an desa yang saat ini dinyatakan sedang mengalami kering kritis oleh BPBD.

Sehingga dikhawatirkan masyarakat desa tersebut menggunakan air sembarangan.

"Bencana kekeringan ini sumber air baku jadi lebih kecil, air bersih berkurang dan jadi lebih keruh. Kemungkinannya akan muncul penyakit-penyakit berbasis air seperti diare. Karena masyarakat menggunakan biasanya menggunakan air sembarangan. Maka fenomena enyakit Diare dan ISPA juga akan naik. Ini yang kami khawatirkan," terang Kohar.

Baca juga:
Kemarau Panjang, Produksi Garam Capai 311 Ribu Ton

Ia mengingatkan agar masyarakat yang tinggal di daerah kering dan sulit air agar menjaga kebersihan air untuk kebutuhan makan dan minum. Dia juga mengingatkan agar tidak menggunakan air sungai yang kotor untuk kebutuhan air sehari-hari.

"Oleh sebab itu, Dinkes Jatim telah mengantisipasinya dengan memasok obat-obatan dan sudah disebarkan di seluruh dinas kesehatan kabupaten kota dan puskesmas," jelasnya.

Sesuai data BPBD Jatim, dari 38 Kabupaten/Kota ada 23 Kabupaten terdampak kekeringan. Dan saat ini BPBD Jatim juga membangun saluran air di 126 desa yang berarti 25 persen dari daerah terdampak sudah teratasi.

Untuk mengatasi kekeringan mendatang pihaknya juga akan membangun saluran air untuk 97 desa.

Baca juga:
Masuk Musim Hujan, 81 Desa di 17 Kecamatan di Lamongan Masih Alami Kekeringan

Kepala BPBD Provinsi Jatim, Suban Wahyudiono, mengatakan kekeringan sendiri dibagi menjadi tiga tingkatan yakni, kekeringan langka terbatas, kekeringan langka dan kekeringan kritis.

"Untuk kekeringan langka terbatas dan kekeringan langka pihak kami sudah mengatasinya dengan cara mengebor dan membangun embung air. Nantinya masyarakat bisa memanfaatkan dan mengakses air dari potensi-potensi yang sudah kita bor itu," pungkasnya.