Pixel Codejatimnow.com

Memanfaatkan Kulit Kopi Menjadi Pupuk Organik

 
Pegawai perkebunan Kali Selogiri menunjukkan pupuk Kascing
Pegawai perkebunan Kali Selogiri menunjukkan pupuk Kascing

jatimnow.com – Sebagai daerah penghasil kopi, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga berupaya meningkatkan produktivitas tanaman kopi, yakni menjadikan kulit kopi sebagai pupuk organik.

Kepala Dinas Pertanian melalui Kasi Perkebunan dan Hortikultura Yayan mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang berkelanjutan pihaknya menggandeng petani kopi atau pengelola perkebunan.

Seperti PTPN XII Kali Selogiri yang inten untuk memanfaatkan kulit kopi menjadi campuran pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.

"Kami disini hanya memberikan pendampingan. Seperti yang dilakukan oleh PTPN Kali Selogiri yang berhasil mengembangkan pupuk Kascing dan pupuk Bocasi," papar Yayan usai meninjau proses pembuatan pupuk organik di Perkebunan Kali Selogiri, Kecamatan Kalipuro Banyuwangi, Jumat (7/9/2018).

Sementara Manager PTPN XII Benny Hendricrianto mengaku bahwa penggunaan pupuk Kascing dan Bocasi dinilainya ampuh meningkatkan kesuburan tanah.

Untuk pembuatannya, kulit kopi yang sudah dipisahkan dari bijinya di proses (dekomposisi) terlebih dahulu untuk menurunkan rasio karbon terhadap nitrogen (C/N) sebelum menjadi pupuk organik yang disebut dengan pupuk Bocasi.

Setelah itu dicampur dengan pupuk kandang, kolase, dan EM4 yang didiamkan selama dua minggu.

"Setelah melalui proses dekomposisi untuk menurunkan unsur C/N pupuk tersebut kita aplikasikan ke tanah," ujar Benny.

Selain itu, kata Benny, di perkebunan yang telah ada tahun 1921 ini juga mengembangkan pupuk organik yang berasal dari kotoran cacing. Dan dinamainya pupuk Kascing (bekas cacing).

Baca juga:
Disbun Jatim Fokus Kembangkan Inovasi Tingkatkan Produksi Komoditi Perkebunan di 2024

Bahan baku pembuatnya dari campuran pupuk kandang limbah ternak yang dicampur dengan cacing jenis lumbricus rubellus.

Komposisinya, jelas Benny, setiap 15 kg pupuk kandang basah disajikan sebagai pakan cacing sebanyak 200 gram.

"Setelah dua minggu akan menghasilkan 7,5 kilogram pupuk Kascing yang siap digunakan," terangnya.

Setidaknya, hingga saat ini di Perkebunan Kali Selogiri terdapat 14 pondok pembuatan pupuk kascing. Setiap pondok mampu memproses 600 karung pupuk kandang dengan berat masing-masing karung 15 kg.

Baca juga:
Coffee Shop Baru di Kediri Ini Ingin Kembalikan Kejayaan Kopi Nusantara yang Tergeser Tren Es Kopi Susu

"Jadi setiap harinya satu pondok mampu menghasilkan hingga 4,5 ton pupuk Kascing. Untuk cacingnya bisa dipindahkan ke pupuk kandang yang baru," ujarnya.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Erwin Yohanes