Pixel Codejatimnow.com

Pemkab Malang Ajukan Tambakrejo ke UNESCO sebagai Desa Tanggap Bencana

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Rizal Adhi Pratama
Kepala BMKG Kabupaten Malang, Ma'muri. (Foto: Rizal Adhi Pratama/jatimnow.com)
Kepala BMKG Kabupaten Malang, Ma'muri. (Foto: Rizal Adhi Pratama/jatimnow.com)

Malang - Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Malang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Malang diajukan sebagai Desa Tanggap Bencana ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)

Hal ini karena letak Desa Tambakrejo berada di pesisir dan bersebelahan langsung dengan Pantai Tamban sehingga rawan terjadi tsunami.

"Ada satu desa yang sudah siap membuat komunitas siaga tsunami. Itu kami BMKG dan BPBD Kabupaten Malang memang terus membina mereka," terang Kepala BMKG Kabupaten Malang, Ma'muri saat dikonfirmasi pada Selasa (26/04/222) di Pendopo Kabupaten Malang.

Ia mengatakan Desa Tambakrejo sudah mampu melakukan simulasi bencana secara mandiri, sosialisasi kebencanaan secara mandiri. Sehingga BMKG Kabupaten Malang dan BPBD Kabupaten Malang akan terus mengawal sampai pengusulan ke UNESCO.

Baca juga:
Antisipasi Isu Penculikan Pelajar SD di Malang, Polisi Masuk Sekolah

"Secara nasional ada 12 indikator yang perlu kita siapkan, jadi beberapa desa di pesisir Kabupaten Malang bagian selatan kami data dan yang lebih siap adalah Desa Tambakrejo," paparnya.

"Di sana memang adalah beberapa yang kurang mesti kami lengkapi, dan alhamdulillah sesuai target waktu. Dan seluruh Indonesia ada 7 desa yang diusulkan ke UNESCO salah satunya Desa Tambakrejo," sambungnya.

Baca juga:
Halo Ker! Kabupaten Malang Hadirkan PSC 119 untuk Layanan Darurat Medis

Secara khusus, Ma'muri menyebutkan 12 indikator yang perlu disiapkan diantaranya adalah:

1. Mempunyai peta bahaya tsunami.
2. Memiliki informasi jumlah prakiraan orang terdampak.
3. Adanya papan informasi publik tentang adanya gempa dan tsunami.
4. Memiliki inventarisir sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik, dan sosial untuk mengurangi resiko bencana.
5. Memiliki peta evakuasi tsunami.
6. Memiliki materi pendidikan dan kesiapsiagaan untuk didiskusikan.
7. Memiliki pendidikan dan kesiapsiagaan secara rutin.
8. Melakukan pelatihan simulasi secara rutin.
9. Memiliki rencana operasi darurat tsunami terutama tingkat desa.
10. Memiliki kapasitas untuk melaksanakan operasi kedaruratan.
11. Memiliki kemampuan untuk menerima informasi gempa bumi.
12 memiliki kemampuan menyebarluaskan informasi gempa.