Pixel Codejatimnow.com

Eks Ketua Umum HIPMI Jatim Berbagi Pengalaman dan Strategi Bisnis Cerdas

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Zain Ahmad
HIPMI Jatim saat menggelar silahturahmi dengan para mantan ketua umum. (foto: hipmi jatim for jatimnow.com)
HIPMI Jatim saat menggelar silahturahmi dengan para mantan ketua umum. (foto: hipmi jatim for jatimnow.com)

Surabaya - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur (Jatim) mengajak seluruh pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) dan Badan Pengurus Cabang (BPC) melakukan refleksi dan berbagi pengalaman dengan senior yang telah sukses meniti karier. Silaturahmi dihadiri sekitar 300 pengurus BPC dan BPD HIPMI se-Jatim.

Acara juga dihadiri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan sejumlah Mantan Ketua Umum HIPMI Jatim lintas periode. Di antaranya Andik Dwi Putranto, M. Rizal, Bagus Haryo Suseno, Diar Kusuma Putra, dan Giri Bayu Kusumah. Hadir pula secara virtual Mantan Ketua Umum HIPMI Jatim Muhammad Ali Affandi dan AA LaNyalla Mahmud Mattalitti yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI).

Pada kegiatan bertema "Generasi Pengusaha Muda yang Tangguh dengan Menguatkan Keimanan Dalam Bulan Ramadan", Andik Dwi Putranto yang sekarang menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim menceritakan berbagi pengalaman bagaimana kondisi HIPMI Jatim saat dipimpin dibanding saat ini.

Menurutnya di masa kepemimpinannya pada 2000-2003, anggota HIPMI Jatim diwarnai pengusaha yang bergerak disektor konstruksi dan suplier. Kedua sektor tersebut sangat tergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Belanja Daerah (APBD).

"Sulit sekali usaha lain selain mengandalkan APBN dan APBD. Memang waktu itu mencari duit secara cepat dan gede ya dari alokasi dana APBN dan APBD. Untungnya di saat saya memimpin, HIPMI sangat dekat dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Jadi mereka selalu memberikan kesempatan kepada kami untuk ikut mengerjakan proyek," kata Andik dalam siaran pers yang diterima redaksi, Sabtu (23/4/2022).

Kondisi tersebut jauh berbeda dengan saat ini. Pengusaha muda sangat inovatif dan pandai membaca peluang pasar. Mereka justru lebih sukses jika berbisnis di luar anggaran APBN dan APBD. Apalagi aturannya sekarang juga sangat rumit. Sehingga terjadi seleksi alam, hanya pengusaha tangguh dan inovatif yang mampu bertahan dan berkembang.

Andik bercerita bagaimana ia mengikuti misi dagang dengan membawa pengusaha UMKM dari Jatim. Mereka dengan mudahnya melakukan transaksi miliaran rupiah hanya dalam hitungan hari.

"Sekali mereka membeli bahan baku arang halaban di Kalsel nilainya mencapai Rp20 miliar untuk diekspor ke Eropa. Ada lagi adik kita perempuan, membeli fillet ikan dori dan beragam produk kelautan dengan miliaran rupiah. Ini anak muda zaman sekarang. Kalau zaman saya, keluar pulau atau provinsi lain ya untuk urusan proyek. Ini yang membedakan, apalagi saat ini era digital," terangnya.

Untuk itu, Andik berpesan agar HIPMI Jatim terus berinovasi dan tanggap terhadap kondisi ekonomi nasional dan global agar bisa terus berkembang. Selain inovatif, kejelian melihat pasar juga menjadi salah satu kunci utama kesuksesan dalam berbisnis dan berusaha.

Baca juga:
Dukungan HIPMI Jatim untuk Bagas Adhadirgha Sebagai Ketum BPP Periode 2022-2025

Sementara itu, Ketua Umum HIPMI Jatim periode 2006-2009 Bagus Haryo Suseno mengaku sejak awal tak suka berbisnis mengandalkan alokasi dana APBD dan APBN. Walaupun saat itu ia sangat dekat dengan pemerintah provinsi Jatim.

"Saya lebih senang berinvestasi. Mulai dari investasi skala kecil hingga besar, seperti di energi," kata Bagus.

Baginya, berusaha secara mandiri atau dengan pihak swasta jauh lebih besar tantangan dan tingkat keberhasilannya dibanding berusaha hanya dengan mengandalkan alokasi dana APBN dan APBD. Ia menegaskan bahwa HIPMI dicetak selain untuk menjadi pengusaha yang andal, juga dicetak mampu menjadi pemimpin yang berani dan berjiwa besar.

"Jangan pernah takut salah, coba dulu, usaha dulu. Apalagi HIPMI dibangun dengan rasa persaudaraan sangat kuat, senior pasti membantu junior. Manfaatkan kesempatan dengan baik, terus mencoba membuka lapangan kerja dan jangan takut tidak memiliki modal. Ajak teman dan senior, jadikan satu bisnis mandiri dan membuka lapangan kerja," tegas Bagus.

Ketua Umum HIPMI Jatim Rois Sunandar Maming pun dalam acara ini mengajak seluruh anggota dan pengurus daerah dan cabang untuk terus berusaha dan bekerja cerdas. Karena dengan bekerja cerdas, pebisnis akan lebih mudah mencapai tujuan.

Baca juga:
Wagub Emil Apresiasi HIPMI Jatim Kejurnas Sprint Rally Indonesia 2022

Di kesempatan sama, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menambahkan bahwa pengetahuan global dan nasional menjadi kunci sukses pebisnis dalam mengembangkan bisnisnya. Emil kemudian bercerita bahwa selama perang Ukraina telah mengakibatkan perubahan dalam struktur impor Jatim.

"Kalau biasanya pengusaha ini impor gandum dari Ukraina, maka selama tahun ini, impor gandum dialihkan ke Australia," ujarnya.

Agar kesadaran anggota HIPMI untuk meniti karier dan beribadah semakin tinggi, maka pada kesempatan tersebut juga dihadirkan Ustad Das'ad Latif. Ada lima pesan kehati-hatian yang disampaikan kepada anggota HIPMI Jatim. Yaitu, hati-hati dalam memilih jodoh, hati-hati dalam memilih teman, hati-hati dalam memilih rumah, hati-hati dalam memilih guru, dan hati-hati dalam mengelola usaha.

"Menjadi pengusaha muda adalah sesuatu yang hebat dan menggairahkan serta nyaman, tetapi hati-hati. Karena ketika Anda salah menyikapi, maka hidup Anda akan menuju kebangkrutan dunia dan akhirat," tuturnya.