Pixel Codejatimnow.com

Perayaan Dharma Santi Saka 1944, Khofifah: Jaga Alam dan Kelestariannya

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri perayaan Dharma Santi (Foto: Dok Humas Pemprov Jatim/jatimnow.com)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri perayaan Dharma Santi (Foto: Dok Humas Pemprov Jatim/jatimnow.com)


Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri perayaan Dharma Santi, Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Komplek Pura Segara, Kenjeran, Minggu (3/4/2022) malam.

Dalam kesempatan Dharma Santi yang merupakan rangkaian terakhir Hari Raya Nyepi kali ini, Gubernur Khofifah menyampaikan pesan agar seluruh umat manusia terus menjaga alam dan kelestariannya.

Terutama dengan kondisi saat ini dimana perubahan iklim menjadi pekerjaan rumah bersama bahkan di level global untuk bersama-sama diatasi.

"Dalam Dharma Santi Hari Raya Nyepi ini ada proses yang patut dijadikan refleksi bersama yaitu berdialog dengan alam. Bahwa alam butuh istirahat dan alam perlu melakukan recovery untuk menjaga daya dukung alam dan lingkungan," ujar Khofifah dalam keterangan resmi yang diterima jatimnow.com, Senin (4/4/2022).

Menurut Khofifah, Dharma Santi merupakan penutup rangkaian perayaan hari raya Nyepi. Yang mana dalam rangkaian Hari Raya Nyepi ada proses menyepi yang manfaatnya sarat untuk memberikan ruang atau kesempatan dan jeda agar alam melakukan recovery.

Meski malam ini rangkaiannya sudah ditutup dengan dharma santi ini, tapi Khofifah berpesan agar proses untuk membangun dialog dengan alam harus terus dilakukan dan tidak menunggu rangkaian hari Nyepi.

"Malam ini proses Dharma Santi sudah ditutup, tetapi pesan hari raya Nyepi adalah untuk memberikan ruang bagi alam untuk dijaga dan dilestarikan jangan berhenti sampai di sini," tuturnya.

Baca juga:
1 Napi di Lapas Kelas I Malang dapat Remisi Hari Suci Nyepi

Disampaikan Khofifah, tanggal 30 Maret kemarin, diperingati hari air sedunia. Sebelumnya juga diperingati hari menanam. Menurutnya, manusia harus berpikir, bagaimana perubahan iklim ternyata menjadi pekerjaan rumah yang tidak sederhana di seluruh dunia.

Dengan demikian, lanjut Khofifah, nuansa yang menjadi kekuatan Hari Raya Nyepi pada tataran bagaimana alam harus dijaga, dilindungi, alam harus diberi ruang untuk bernafas dan alam diberi kesempatan untuk recovery terus dilakukan.

"Tolong ruh menjaga alam ini tetap bisa dilakukan dengan membangun sinergi bersama agar terus bergerak," tegasnya.

Baca juga:
Nyepi Bareng Awal Ramadan, Forkopimda Kota Malang Ajak Semua Umat Jaga Kerukunan

Lebih lanjut, Khofifah menambahkan, semangat menjalin kebersamaan dan sinergitas antara umat beragama juga turut membangun keberseiringan menjaga alam.

"Membangun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan dan manusia dengan alam," tandasnya.

Turut hadir Direktur Urusan Agama Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Trimo, Ketua DPRD Provinsi Jatim Kusnadi, Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Nyoman Anom Mediana, Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI), Wayan Sulatri, Ketua Acara, I Ketut Aria Pria Utama, Ketua Peradah Jatim Komang Pasek, Ketua Badan Penyiaran Hindu (BPH), Gede Putu Suardana, Pembinas Hindu Jatim Budiono, Ketua FKUB Provinsi Jatim, Asisten I Provinsi Jatim Beni Sampirwanto, Kepala Bakesbangpol dan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Jatim serta elemen masyarakat Hindu di Jatim.