Pixel Codejatimnow.com

Melalui Modul Nusantara, Untag Surabaya Ajak 27 Mahasiswa PMM Pakai Baju Adat

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Farizal Tito
Untag Surabaya menggelar kegiatan pertukaran budaya bertema Melestarikan Baju Adat Indonesia. (Foto: Humas Untag Surabaya/jatimnow.com)
Untag Surabaya menggelar kegiatan pertukaran budaya bertema Melestarikan Baju Adat Indonesia. (Foto: Humas Untag Surabaya/jatimnow.com)

Surabaya - Universitas Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya memiliki cara tersendiri dalam melestarikan budaya Indonesia. Upaya itu melalui kegiatan pertukaran budaya bertema ‘Melestarikan Baju Adat Indonesia’.

Sebanyak 27 mahasiswa dari Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi yang juga peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di kampus tersebut diajak untuk mengenakan pakaian adat khas daerah masing-masing.

Ketua Himpunan Ratna Busana Jawa Timur, Nuniek Silalahi, memaparkan bahwa Indonesia kaya akan budaya. Selain itu pakaian adat di Indonesia diciptakan dengan memperhatikan dua hal penting.

"Tiap daerah punya kain khas, yang kadang tidak semua masyarakat mengenal jenisnya karena banyak sekali," tutur Nuniek.

"Busana diciptakan dengan pertimbangan situasi iklim dan adat istiadat setempat. Misalnya karena Indonesia negara tropis, jadi disesuaikan dengan iklim," imbuhnya.

Sebagai pelestari busana tradisional, Nuniek mengaku bersyukur karena dalam menciptakan pakaian adat, nenek moyang bangsa Indonesia tak hanya memperhatikan aspek keindahan saja.

"Kesopanan dan keamanan dalam berbusana juga dipertimbangkan. Seperti saat memakai jarik ini, tak hanya indah namun juga sopan dan nyaman," katanya.

Baca juga:
Budayawan Kota Batu Minta Maaf Sudutkan Institusi Kepolisian dan Tentara dalam Orasi

Dengan kekayaan Indonesia, Nuniek mengajak para peserta untuk melestarikan budaya, salah satunya dengan mengenakan kain tradisional. “Sebisa mungkin pakailah wastra nusantara kain khas kita. Mulai dari sekarang melestarikan, ini tanggung jawab kita,” tegasnya.

Koordinator Modul Nusantara Untag Surabaya, Dheny Jatmiko menyebutkan bahwa seluruh peserta PMM wajib mengambil Modul Nusantara dan dalam kegiatan tersebut mengacu pada kebhinekaan, refleksi, kontribusi sosial dan inspirasi.

“Kami hadirkan Bu Nuniek sebagai tokoh yang menginspirasi anak muda dalam pelestarian busana adat karena beliau concern dengan busana nasional,” jelas Dheny Jatmiko.

Dia menuturkan bahwa seluruh peserta diminta untuk mempresentasikan pakaian adat masing-masing. “Tujuannya (mempresentasikan baju adat) supaya membaur dan mengubah cara pandang bahwa perbedaan itu sebagai suatu kekayaan,” harapnya.

Baca juga:
Untag Surabaya Rawat Pemikiran Bung Karno Melalui Seminar Nasional Kebangsaan

Salah satu penanggungjawab program tersebut Eddy Wahyudi, mengaku sangat setuju bila kegiatan tersebut bertujuan melestarikan budaya.

"Tentunya luaran yang diharapkan adalah untuk menjaga identitas bangsa Indonesia. Harapan kami setelah mahasiswa PMM pulang akan mengenal Indonesia melalui adat istiadat dan menjadi tanggung jawab mereka untuk dilestarikan. Misalnya dengan kreativitas fashion,” terangnya.

Dia memaparkan bahwa Modul Nusantara yang digarapnya ini kedepan tak hanya menyasar budaya. Namun juga melakukan pembinaan perkampungan dalam kontribusi sosial.

“Ada juga kontribusi sosial, nanti ada kegiatan di Kampung Dolly yang dibina Untag Surabaya melalui Bu Hasti,” tutup Eddy.