Pixel Codejatimnow.com

Orang Utan Koleksi KBS Mati, DPRD Surabaya Tuntut Keterbukaan Informasi

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Ni'am Kurniawan
Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)
Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno. (Foto: Ni'am Kurniawan/jatimnow.com)

Surabaya - Satu orang utan koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) mati. Informasi kematian satwa dilindungi itu terungkap saat rapat dengar pendapat lanjutan antara Komisi B DPRD Kota Surabaya dengan Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS.

Sebelumnya, pada 17 Desember lalu, anakan gajah Sumatera bernama Dumbo juga dilaporkan mati.

"Saya tanya tentang adanya orang utan yang mati, apakah sudah disampaikan ke publik, pak dirut ini berkelit meminta BKSDA menjawab, saya kejar terus akhirnya ia mengakui,” ujar Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno, Senin (27/12/2021).

Kematian satwa koleksi KBS itu membuat beberapa anggota komisi marah, hingga suasana rapat sempat tidak kondusif.

"Berarti ini gak bener, ada manajemen yang tidak bagus di dalamnya,” tegas Anas.

Politisi dari partai PDIP itu meminta ada perbaikan di tubuh manajemen KBS tentang keterbukaan informasi publik.

"Masyarakat perlu tahu tentang apa dan bagaimana yang terjadi di KBS, jangan seperti ini,” tandas ketua Bapilu PDIP Surabaya itu.

Baca juga:
Video: Polisi Amankan Satwa Dilindungi Milik Warga Tulungagung

Di tempat yang sama, anggota fraksi PKS Ahmad Suyanto menambahkan, harus ada evaluasi tentang organisasi di KBS.

"Tanggung jawab publik terhadap nama besar KBS jangan diremehkan. Ini akan menjadi cela. Kematian satwa ini harus jelas apa penyebabnya, dan juga diekspos audit tentang kesehatan hewan. Jadi terbuka saja,” tegasnya.

Sementara Dirut PDTS KBS, Khairul Anwar usai hearing menyebut kematian satwa di KBS tersebut murni disebabkan karena virus, bukan keteledoran pengelola.

Baca juga:
Damkarla Gresik Selamatkan Burung Hantu yang Tersangkut Benang Layang-layang

"Sudah jelas karena virus. Tidak ada keteledoran,” ucapnya.

Bahkan ia juga menyebut jika informasi kematian satwa-satwa itu telah disampaikan secara terbuka.

"Semua sudah dilakukan audit oleh BKSDA dan hasilnya juga sesuai standar. Dan semua terkait tentang satwa kita laporkan secara reguler ke BKSDA,” pungkasnya.