Pixel Codejatimnow.com

APBD 2022 Diproyeksikan 9,2 T, Industri Kreatif Surabaya Diminta Jadi Prioritas

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Ni'am Kurniawan
Koridor Coworking Space (Foto: DPMPTSP Surabaya)
Koridor Coworking Space (Foto: DPMPTSP Surabaya)

Surabaya - Ketua Fraksi PSI, Tjutjuk Supariono meminta Pemkot Surabaya fokus membangkitkan sektor ekonomi karena Pandemi Covid-19 yang mulai landai.

Permintaan itu disampaikan karena APBD Surabaya Tahun 2022 diproyeksikan mencapai 9,2 Triliun.

Tjutjuk mengungkapkan terkait Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) APBD Tahun Anggaran 2022, ada anggaran sebesar Rp 3 Miliar yang akan difokuskan pada industri kreatif, di bawah kendali Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata.

"Saya sangat mendorong adanya perhatian lebih dari Pemkot bagi startup di Surabaya. Selain pemulihan ekonomi, saya melihat bahwa industri kreatif di Surabaya sangat potensial untuk berkembang pesat, mengingat bidang ini sangat dekat dengan masyarakat, terutama dengan anak muda," ujar Tjutjuk, Senin (1/11/2021).

Ia menjelaskan, program startup ekonomi kreatif ini memang selaras dengan program pemerintah pusat yang saat ini menggalakkan dukungan bagi perkembangan UMKM dengan tagline Bangga Buatan Indonesia (BBI)

"Sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia, Kota Surabaya sangat berpotensi untuk menjadi kota wiraswasta yang dapat menjadi poros startup di tanah air. Kami sangat mendukung adanya inisiasi untuk memajukan industri kreatif, terutama startup yang masih kecil atau merangkak di Surabaya," jelasnya.

Baca juga:
Sentilan Pengamat Unair: Peran Ketum PSI Tidak Terlihat, Tak Seperti Parpol Lainnya

Namun, saking ketatnya bisnis tersebut, tak jarang banyak dari startup yang tak mampu bersaing karena keterbatasan fasilitas dan modal.

Pemkot diminta hadir memberikan fasilitas dan edukasi agar warga Surabaya mampu bersaing dengan startup besar lainnya.

Ditambah dengan alokasi anggaran untuk startup industri kreatif, Tjutjuk berharap bahwa program ini nantinya dapat berjalan dengan maksimal. Sudah saatnya Kota Surabaya membangkitkan startup dan menjadi motor dari ekonomi digital di Indonesia

Baca juga:
PSI Surabaya Fasilitasi Ojol Tebus Oli Murah, Demi Apa?

"Pada era digitalisasi ini, seharusnya ekonomi digital merupakan bidang yang sangat berpotensi untuk menjadi besar. Ironisnya, data dari Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) mengungkapkan bahwa sebanyak 95 persen startup di Indonesia ini tidak bisa survive. Dengan memberikan perhatian lebih terhadap perusahaan rintisan, pertumbuhan perekrutan tenaga kerja pun juga dapat meningkat, mengingat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Surabaya yang sampai dengan tahun 2020 hampir mencapai 10 persen," paparnya.