Pixel Codejatimnow.com

Jumat Barokah, Ning Ita Sapa dan Ringankan Beban Warga Kota Mojokerto

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Achmad Supriyadi

jatimnow.com - Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari kian rutin menyapa warga dan terus meningkatkan pelayanan melalui kegiatan 'Jumat Barokah'.

Di hari besar umat muslim ini, Ning Ita sapaan akrabnya sengaja berkeliling untuk memantau penyelesaian permasalahan yang ada di lingkungan yang dikunjunginya sekaligus berinteraksi menyapa warga Kota Mojokerto secara langsung.

Seperti yang dilakukan di Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, Jumat (20/7). Ia beserta suaminya, Supriyadi Karima Saiful berboncengan motor dan membagikan berbagai jenis bantuan di beberapa titik lokasi.

"Melalui Jumat Barokah ini kami ingin sedikit meringankan beban masyarakat di tengah pandemi," kata Ning Ita dalam siaran pers yang diterima redaksi, Sabtu (31/7/2021).

Dalam kesempatan ini, Ibu Karniti menerima bantuan melalui GATI LANSIA (Gerakan Ayo Tulung Tinulung Lanjut Usia) dan juga mendapat bantuan dari Ning Ita berupa satu set tempat tidur berikut kasur, selimut, sprei dan bantal, serta jarik tiga lembar dan baju daster tiga potong.

Selain bu Karniti, Ning Ita juga memberikan bantuan etalase dan modal usaha untuk Ibu Waginah, lansia kurang mampu warga RT 01 RW 07 Lingkungan Gedangan, Kelurahan Gunung Gedangan.

Di sini, Ning Ita memborong semua dagangan Bu Waginah dan dibagikan ke tetangga kanan kiri Bu Waginah.

Sedangkan bantuan kursi roda diberikan kepada Ibu Sumiati, lansia penyandang disabilitas warga Lingkungan Gunung Anyar RT 003 RW 006, Kelurahan Gunung Gedangan

Selain menyampaikan bantuan, Ning Ita juga memantau beberapa penyelesaian dari permasalahan yang disampaikan warga lingkungan Kebohan, Kuti dan Kedungsari.

Diantaranya memantau perbaikan jalan berlubang di Jalan Kuti, pemasangan wifi di pos kamling Kebohan, memberikan NIB kepada Frieska UMKM pemilik salon kecantikan, dan menyambangi Tiara yang mengalami kelainan mata dan tuna rungu di Lingkungan Kebohan.

"Ketika saya turun langsung menyapa warga seperti ini, saya jadi tahu kondisi masyarakat kota secara langsung. Saya tadi juga ikut berkebun bersama Ibu-ibu KWT Matahari Kebohan, mambagikan hadiah buat anak anak yang rajin memakai masker ketika beraktifitas di luar ruangan. Kami juga membagikan bantuan sembako dan masker kepada 55 orang surveyor dan tagana yang telah membantu pendistribusian bansos," ujarnya.

Baca juga:
Bau TPS Benteng Pancasila Usik Warga Mojokerto, Mas Pj Ali Gercep

Sebelum Pandemi Covid-19, Pemkot Mojokerto memiliki program rutin ‘PSN Terintegrasi Selama 60 Menit yang digelar setiap hari Jumat.

Ning Ita bersama jajarannya gowes turun berkeliling berpindah-pindah sasaran. Namun pada saat pandemi, kegiatan PSN terintegrasi tidak bisa berjalan secara rutin, karena adanya pembatasan kegiatan kemasyarakatan.

"Kegiatan Jumat Barokah sudah dilakukan beberapa kali dengan menggandeng Baznas serta beberapa orang donatur. Saya gandeng Baznas dan beberapa orang donatur yang memiliki kesamaan visi untuk mengisi celah-celah kekurangan sosial, untuk mereka yang belum tercover bantuan APBD Pemkot Mojokerto," tuturnya.

Ning Ita menyebut beberapa jenis bantuan, seperti kursi roda, alat bantu jalan bagi anak disabilitas. Juga memberikan pekerjaan kepada anak disabilitas yang sudah memiliki keterampilan dan lulus sekolah.

"Kemudian bagi lansia, saya bersama dengan suami punya program-orang tua asuh. Kami mencari donatur-donatur bagi para lansia yang memang sangat tidak memungkinkan diberi bantuan dalam bentuk sembako, karena hidupnya sebatangkara," terangnya.

Baca juga:
Pemkot Mojokerto Tetapkan Musrenbang Tematik dengan Prioritas 3 Hal Ini

Sebenarnya, sambung Ning Ita, bagi lansia sebatangkara Pemkot sudah menyiapkan ‘rumah lansia’. Namun tidak semua lansia mau untuk diajak tinggal bersama-sama di sana.

Bagi yang tidak mau untuk diajak ke rumah lansia, ia carikan donatur untuk orang tua asuh.

"Tidak hanya untuk lansia, ada juga orang tua asuh bagi yatim. Meskipun dari APBD kita sudah punya sasaran sebanyak 375 anak yatim, namun ada yang belum tercover. Sehingga celah-celah sosial yang belum terisi inilah kami ajak, kami gandeng para donatur," cetusnya.

"Termasuk teman-teman ASN, kepala dinas, kepala bagian, yang punya jiwa sosial, yang punya keinginan untuk berbagai dengan sesamanya saya ajak untuk menjadi donatur pribadi, bukan atas nama Pemkot. Jadi kalau pun ada kepala dinas jadi donatur, bukan karena dinasnya, tetapi beliau pribadi memang ingin menjadi bapak asuh," pungkasnya.