Pixel Codejatimnow.com

Kisah Pilu Bocah SD di Banyuwangi, Kalung Emasnya Dijambret Usai Salat Tarawih

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Rony Subhan
Bocah perempuan yang jadi korban penjambretan bersama ibunya
Bocah perempuan yang jadi korban penjambretan bersama ibunya

jatimnow.com - Bocah perempuan berumur 9 tahun asal Kecamatan Cluring, Banyuwangi menjadi korban penjambretan.

Bocah kelas tiga sekolah dasar (SD) itu kehilangan kalung emas seberat 7 gram setelah Salat Tarawih di Musala Al-Barokah.

Ibu korban yang bernama Hamimah (47), mengatakan peristiwa penjambretan bermula ketika anaknya bersama temannya selesai melaksanakan Salat Tarawih. Mereka kemudian bermain di depan musala.

Mereka kemudian didatangi seorang pria yang mengendarai sepeda motor Honda Beat warna putih biru yang datang dari arah barat.

"Pria itu menghampiri kedua bocah dan bertanya dimana ibu kamu," ujarnya, Rabu (14/4/2021).

Setelah bertanya, tiba-tiba tangan pria yang mengenakan masker dan helm warna hitam itu langsung membetot kalung yang dikenakan korban.

Saat kalung yang dikenakan diserobot, tubuh korban terseret dan lehernya mengalami luka lecet.

Baca juga:
Kisah Pilu Mempelai di Kediri Akad Nikah Depan Jenazah Ayahnya yang Bunuh Diri

Pria tersebut berhasil membawa kabur bandul liontin dan separuh kalung emas yang dikenakan korban. Sedangkan separuh kalung terjatuh di sekitar lokasi kejadian.

Kedua bocah itu kemudian berteriak meminta tolong dan mereka mengalami trauma hebat.

Hamimah menyebut saat kejadian kondisi kampung tersebut sangat sepi. Kejadian penjambretan itu baru pertama kali terjadi di desa tersebut. Keluarga korban mengalami kerugian materiil Rp 3 juta.

"Kalung yang berhasil diambil itu seberat 3 gram dan bandul liontin seberat 4 gram," katanya.

Baca juga:
Pas Azan Maghrib Remaja ini Raba-raba Mesin Motor, Endingnya Bikin Ngilu

Ia menyebut, korban tidak dapat tidur semalaman dan mengaku mengalami trauma berat. Hamimah mengaku tidak melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya itu ke polisi.

Ia berharap peristiwa penjambretan itu dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat agar tidak memakaikan perhiasan emas kepada anak yang masih kecil.

"Saya akhirnya sadar jika perhiasan yang dikenakan anak kecil itu benar-benar rawan penjambretan. Anak saya sangat trauma dan tidak mau memakai kalung emas lagi," pungkasnya.