Pixel Codejatimnow.com

Pandemi Covid-19, Penjual Peti Mati di Ponorogo Kehabisan Stok

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma

jatimnow.com - Permintaan peti mati di Ponorogo meningkat di masa Pandemi Covid-19. Bahkan, penjual mengaku sempat kehabisan stok peti mati karena tingginya angka kematian di Bumi Reog.

"Permintaan peti mati selama Pandemi Covid-19 ini sangat tinggi," kata salah satu penjual peti mati, Basuki, Minggu (14/2/2021).

Saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Keniten, Ponorogo, Basuki menyebut jika dalam sepekan ada 18 peti mati terjual. Ia menyebut, kondisi itu berbanding terbalik sebelum Pandemi Covid-19.

"Kalau sebelum pandemi dulu, satu bulan belum tentu terjual satu peti. Tapi pandemi ini kita selalu kehabisan stok," ujar dia.

Meski permintaan sedang tinggi, Basuki harga peti mati ditempatnya tidak akan berubah. Yaitu mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta.

"Kalau sekarang yang paling laku adalah yang paling murah yaitu Rp 500 ribu," jelasnya.

Baca juga:
Bupati Ponorogo Batalkan Uji Coba Jalan Searah di Segi 8 Emas, Sebabnya?

Menurutnya, ia mendatangkan peti mati dari Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Jika sebelum pandemi untuk mendatangkan peti ini mudah, tapi sekarang karena permintaannya tinggi maka terkadang dirinya tidak mendapatkan kiriman.

"Seperti sekarang ini. Saya pesan sejak tiga Minggu yang lalu, tetapi sampai sekarang belum datang," lanjutnya.

Rumah sakit yang menjadi langganan dirinya untuk memesan peti mati karena kehabisan, akhirnya banyak yang membuat secara darurat.

Baca juga:
Mitos Gunung Pegat Ponorogo, Calon Pengantin Ada yang Berani Melanggar?

"Papan kayu dipaku hingga berbentuk peti mati," jelasnya.

Meski permintaan peti mati tinggi, ia berharap agar Pandemi Covid-19 segera berakhir dan semuanya kembali normal.

"Saya berharap Pandemi Covid-19 ini bisa segera berakhir," tandasnya.

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi
Peristiwa

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi

Pasar Banyuwangi akan direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan dan destinasi heritage yang terintegrasi dengan Asrama Inggrisan, eks kantor dagang Inggris.